asarpua.com

PIT XI HBTK VI 2019 Digelar di Medan

ASARPUA.com – Medan -Pertemuan Ilmiah  (PIT ) ke- 11 Perhimpunan Ahli Bedah Toraks Kardiak  dan Vaskular Indonesia (HBTKVI) 2019 berlangsung  (30 Juli-03 Agustus 2019 ) digelar diSantika Dyandra Hotel Medan.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular Indonesia (HBTKVI) Prof Dr Paul Tahalele Sp BTKV-E (K) menyebutkan, jumlah dokter spesialis BTKV di Indonesia hanya berjumlah 150 orang.

Ia menuturkan, dari jumlah tersebut, sebanyak 70 persennya berada di Jakarta.

“Jumlah itu masih kurang dibanding dengan jumlah masyarakat. Mayoritas anggota kami itu di Jakarta, ada sekitar 70 persen. Di daerah-daerah masih kurang, di Medan saja baru lima orang,” ujarnya di sela-sela Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) 2019 HBTKVI di Medan, Jumat (2/8/2019).

Ia mengakui, akibat minimnya jumlah dokter spesialis BTKV tersebut maka antrean pasien untuk operasi bedah jantung di rumah sakit cukup panjang.

“Antrean banyak. Harusnya dari Kemenkes membuat kebijakan-kebijakan untuk mengatasi problem kesehatan di Indonesia, karena itu dari situ turunnya. Kami hanya pelaksana di lapangan, kami juga menjaga agar rakyat kita itu aman dari kecelakaan, cedera pasiennya selamat dan kita melaksanakan sesuai profesi kita,” tuturnya.

Ia menjelaskan, begitupun, pihaknya sudah mendirikan 16 center pusat bedah jantung dan pembuluh darah. Di antaranya, Aceh, Sumut, Padang, Riau, Palembang, Jakarta ada banyak rumah sakit, tapi pusatnya di RS Cipto Mangunkusumo dan RS Jantung Harapan Kita.

“Kemudian juga ada pusat bedah jantung yang ada di Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Kalimantan, Samarinda, Makassar, Bali, Manado, Surabaya dan akan ada tiga center lagi, yakni Malang, Batam dan Banjarmasin. Jadi totalnya ada 19 center nanti,” jelasnya.

Ia berpesan, jika masyarakat mengalami keluhan jantung seperti nyeri dada maka diperiksa kepada dokter jantung.

Sementara itu, Wakil Rektor II USU Prof Fidel Ganis Siregar, SpOG (K), mengungkapkan, BTKV atau Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular dalam bahasa awamnya dapat diterjemahkan sebagai bedah jantung, paru dan pembuluh darah.

“Jumlah BTKV di Indonesia hingga saat ini belum mencapai angka 200, sehingga belum mencukupi kebutuhan bagi seluruh daerah.

Ia menuturkan, dokter BTKV yang berperan sebagai tenaga pendidik di Fakultas Kedokteran, Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran maupun Rumah Sakit Pendidikan, baik di RSUP Haji Adam Malik maupun RSP USU berjumlah lima orang.

Rumah Sakit Pendidikan USU telah memperoleh akreditasi paripurna dan masuk dalam kategori empat besar peraih akreditasi paripurna dari 24 Rumah Sakit Pendidikan PTN yang ada di seluruh Indonesia.

Sementara Sekretsris panitia , dr Maulidya Ayudika Dandanah menyampaikan pertemuan ini digelar secara nasional dengan demikian diikuti oleh dokter spesialis BTKV dari berbagai pulau di seluruh Indonesia9. (as-14)

Related News

Songket Medan Tampil Memukau Di IFW 2019

Redaksi

Sidarta Pelawi Galang Pembangunan Makam Guru Patimpus Sembiring Pelawi

Redaksi

Abdul Rani: Warga Mabar Minta Pemasangan LPJU

Redaksi