ASARPUA.com – Medan – Sejumlah guru honorer di Kota Medan mengeluhkan belum keluarnya honor mengajar mereka. Selain itu, kecilnya pendapatan mereka sebagai guru honor hingga saat ini belum dibicarakan serius oleh Pemko Medan.
Terkait belum keluarnya honor mereka, ternyata ada yang sudah sampai 4 dan 5 bulan yang belum menerimanya. Alasan yang paling sering diberikan pihak sekolah terkait pencairan honor mereka adalah belum turunnya Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS),” ujar Ketua Forum Honorer Indonesia (FHI) Kota Medan Fahrul Lubis.
Hal itu terjadi dibeberapa sekolah di Kota Medan, khususnya untuk tingkat SD dan SMP. “Sampai sekarang masih banyak teman-teman kami yang belum mendapatkan honornya hingga 4 bahkan 5 bulan. Alasannya cukup banyak, yang paling sering digunakan itu, ya dana BOS belum cair,” ujarnya.
Diakuinya, para guru honorer tidak menerima upahnya setiap bulan, tetapi 3 bulan. Namun kali ini ada yang sudah 4-5 bulan belum mendapatkannya. “Ini yang kita sesali, padahal gaji kami itu tidak besar hanya sekitar Rp400 ribu perbulannya. Gaji segitu pun masih juga terlambat pencairannya,” ujarnya.
Menanggapi itu, Anggota DPRD Medan dari F-Gerindra, Dedy Aksyari mengatakan miris, hal ini sudah tidak wajar lagi. Guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, kenapa gajinya yang kecil pun harus terlambat diterimanya.
“Guru berhak mendapatkan upah dari kerja mereka. Kalau belum mampu memberikan upah yang layak, ya setidaknya bayar lah tepat waktu,” ujarnya, Kamis (07/11/2019) di Gedung DPRD Medan Jalan Kapten Maulana Lubis.
Dalam hal ini, Pemko Medan melalui Dinas Pendidikan (Disdik) tidak boleh tinggal diam. Disdik Kota Medan harus mampu menyelesaikan persoalan keterlambatan upah para guru honorer.
“Intinya kan koordinasi, Kadisdik harus berbenah dan jangan diam. Tanya sekolah-sekolah yang belum membayarkan upah guru honorer itu, apa alasannya? Lalu cari solusinya,” kata Sekretaris F-Gerindra DPRD Medan ini. (as-01)