asarpua.com

Pemkab Karo Bangun Sapo Angin di Lingkungan Kantor Bupati

ASARPUA.com – Tanah Karo – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo selalu tampil dalam mempromosikan budaya Karo, sehingga zaman dulu bangunan tradisional sapo angin istilah suku Karo sudah banyak  tidak dijumpai lagi, hanya beberapa desa yang masih melestarikan “sapo angin” Ini sebagai daya tarik wisata.
 Bupati Karo Terkelin Brahmana SH tergugah akan budaya lKaro dalam pembangunan tradisional khususnya “sapo angin” untuk dilestarikan dengan memunculkan bentuk dan desain sesuai rancangan ahli yang mampu membuat “Sapo Angin”.
Demikian dikatakannya saat meninjau “sapo angin” yang  sedang dibangun,  di depan Kantor Satpol PP Komplek Kantor Bupati Karo Jalan Jamin Ginting, Kabanjahe Kamis (25/04/2019).
Menurut Terkelin, pembangunan ini muncul  sebagai wujud kepeduliannya terhadap nilai nilai kearifan lokal Budaya Karo, sehingga secara pribadi membangun “sapo angin” disekitar lingkungan halamsn Kantor Bupati Karo.
Sapo Angin ini bertujuan, agar Masyarakat Karo khususnya yang datang ke kantor bupati dapat melihat,minimal tahu bahwa nilai nilai budaya Karo, pada era-nya begitu tinggi makna dan nilainya.
Selain itu, “Sapo Angin” dapat di manfaatkan bagi masyarakat luas, untuk duduk duduk, berteduh, dan berbagai macam lainnya saat ada keperluan urusan ke Kantor Bupati, dapat menikmati “Sapo Angin” sebagai tempat rileks dan santai,sambil menuggu urusan-nya selesai.
“Untuk pembangunan biaya dan bahan bahannya kita serahkan kepada ahlinya, semuanya kita tinggal terima bersih, sudah siap pakai, siap digunakan, bagi masyarakat nanti silahkan manfaatkan dan ketahui bahwa budaya Karo masih berkibar serta perlu kita lestarikan dan jaga,” imbuhnya.
Sementara Salmon Sembiring dan Benediktus Sembiring selaku tukang pandai ukir mengutarakan pembangunan “Sapo Angin” sudah digeluti-nya sejak puluhan tahun lalu. juga mereka sering dipanggil oleh masyarakat membuat Geritan.
Ditambahkannya, untuk pembuatan bangunan tradisional Sapo Angin, bukan mudah tapi  butuh keseriusan dan harus  fokus dan mgerjskannya harus hati hati., Dalam kerangka merancang tidak dibutuhkan tukang lebih dari dua, hanya cukup dua orang saja. ” Ini menjaga bangunan dan mode tidak lari dari seni budaya Karo itu sendiri,” bebernya.
” Dilain sisi, Sapo Angin yang kami buat biasanya, tergantung sipemilik, tapi kebanyakan yang kami terima orderan itu bahan bahan yang dibutuhkan, berasal dari kami,” tambahnya.
Dia mencontohkan, sekarang ini bangunan 2,5 m x 2,5 m, yang dibangun dengan semua bahan yang ada dan Pemkab Karo akan menerima siap jadi dan siap pakai, dengan biaya 40 juta.
” Sedangkan lama waktu pengerjaan bangunan Sapo Angin yang kami kerjakan ini, sesuai biasa kami lakukan dalam target satu bulan semuanya sudah clear,” urai Salmon dan Benediktus.(as-joh).

Related News

Masyarakat Mompang Julu Kembali Blokir Jalinsum

Redaksi

Porkot XI Digelar September Pertandingkan 34 Cabor

Redaksi

Plh Sekda Medan Hadiri Halal bi Halal DPD Gerindra Sumut

Redaksi