ASARPUA.com – Medan – Kasus tawuran di Medan Utara menjadi masalah krusial, tindakan tegas aparat kepolisian sepertinya tidak diindahkan mereka para pelaku tawuran. Hal ini bisa dibuktikan dengan terus berlanjutnya peristiwa tawuran yang bahkan mengakibatkan korban jiwa.
Anggota DPRD Medan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Zulham Efendi mencoba melihat persoalan kerusuhan yang kerap terjadi di Medan Utara dari sisi pendidikan, keteladanan dan etika.
“Jika ditelaah memang banyak faktor yang menjadi pemicu tawuran di Medan Utara, mulai dari masalah kesenjangan ekonomi, kemiskinan, narkoba dan lainnya. Namun saya melihat yang paling utama adalah faktor lunturnya nilai-nilai pendidikan, keteledanan dan juga etika,” ungkapnya saat ditanya wartawan di ruang kerjanya, Jumat (18/10/2024).
Salah satu Tokoh Pendidikan di Medan Utara ini menilai seharusnya pendidikan, keteladanan dan etika memainkan peran penting dalam mengurangi atau bahkan mencegah terjadinya tawuran.
“Jika kita melihat persoalan tawuran ini adalah bukti dari lunturnya nilai-nilai pendidikan, keteladanan dan etika, pada generasi muda sekarang. Kedepan ini perlu menjadi perhatian serius dimana lembaga pendidikan khusunya di Medan Utara bisa maksimal dalam memberikan penguatan tentang pentingnya menjaga ketertiban dan ketentraman,” katanya.
Zulham mengaku miris, aksi tawuran antar warga ini juga menjadi bukti melemahnya nilai-nilai ke teladanan. “Dalam menyikapi dan menyelesaikan persoalan ini sepatutnya tidak perlu saling menyalahkan dan lempar tanggungjawab. Hendaknya kita, warga Medan Utara khusunya bisa memberikan nilai-nilai keteladanan kepada generasi muda tentang pentingnya kebersamaan, ini yang sudah hilang di masyarakat kita,” ungkapnya.
Maka dari itu, penting sekali nilai-nilai pendidikan dan keteladanan karena kita melihat terjadinya tawuran sering kali terjadi karena adanya faktor-faktor seperti kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai sosial, rendahnya tingkat kedisiplinan, serta minimnya pengaruh positif dari lingkungan.
“Dengan adanya pendidikan yang baik, generasi muda akan lebih memahami hukum dan etika dalam masyarakat. Mereka akan memahami konsekuensi dari tindakan negatif, seperti tawuran, dan memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang cara-cara alternatif dalam menyelesaikan konflik,” bebernya.
Yang tak kalah penting dalam menyelesaikan persoalan ini, kata Zulham adalah kehadiran keluarga dalam tumbuh kembang generasi muda.
“Muara dari semua ini adalah keluarga. Penguatan keluarga dalam menyelesaikan persoalan tawuran ini menjadi paling utama, dimana keluarga menjadi proteksi paling ampuh dalam persoalan ini. Peran orangtua dalam mendidik dan pola asuh terhadap generasi penerus adalah hal utama,” pungkasnya. (Asarpua).