ASARPUA.com, Kali ini untuk melengkapi daftar persinggahan destinasi wisata religi Anda di Kota Medan kita mengunjungi Vihara Setia Budi. Raun-raun Anda di kota yang didirikan Guru Patimpus Sembiring Pelawi wajib mencatatkan nama Vihara Setia Budi. Vihara ini salah satu pesona wisata religi Kota Medan yang awet dan tak lekang oleh zaman, terbesar dan tertua di Kota Medan. Arsitekturnya indah dan megah. Sebenarnya nama asli Vihara ini adalah Kwan Te Kong.
Perubahan nama dan fungsinya menjadi kelenteng Tri-Dharma (tiga kepercayaan, yaitu Buddha, Tao dan Kong Hu Cu) terjadi pada masa Orde Baru. Ada cerita sejarah panjang tersimpan di sini. Barangkali hanya untuk dikenang tak untuk diumbar. Karena sebuah sejarah akan berubah dengan munculnya lembar cerita baru. Begitulah Vihara Setia Budi, di sebelahnya sudah dibangun Vihara Kwan Im yang besar dan megah dengan arsitektur menawan. Dari jauh bangunannya yang tinggi menjulang terlihat jelas menonjol diantara bangunan yang ada di sekitarnya. Keunikan bangunannya semakin mengundang penasaran begitu menyaksikan dari jauh keunikan tampilan luarnya yang dicat dalam perpaduan warna merah, kuning dan hijau.
Dalam sejarahnya pembangunan Vihara Setia Budi Vihara didanai oleh Tjong A Fie. Pengusaha ini meninggal tahun 1921, berarti dapat disimpulkan bahwa Vihara yang sangat kental dengan sejarahnya ini dibangun sebelum tahun 1921. Hal ini bisa dilihat dari tembok yang menjulang tinggi demi pengamanan.
Nuansa alam Tiongkok sangat kental terasa saat menapakkan kaki di halaman Vihara. Namun suasana tenang dan nyaman, memberikan daya tarik tersendiri bagi orang yang berkunjung. Letak Vihara Setia Budi Medan agak tersembunyi dari lalu lalang permukiman warga, meskipun lokasinya berada di tengah Kota Medan. Memasuki areal Vihara kita akan menjumpai beberapa buah patung (arca) singa (Cioksay) terbuat dari batu dalam posisi duduk terlihat seperti sedang berjaga.
Di dekat arca singa ada hiolo berbentuk kotak memanjang terbuat dari logam berhias relief naga dengan detail yang rumit namun tetap menarik. Di permukaan hiolo sebaliknya terdapat relief jenderal beserta pasukan pengawalnya dalam pakaian perang lengkap.
Bagi Budha ritual di dalam rumah maupun di kelenteng, tidak bisa dipisahkan dengan hio dan hiolo. Berkunjunglah ke Vihara Setia Budi untuk melihat langsung religi dan budaya menyatu di dalamnya.