ASARPUA.com – Medan – Prof Syawal Gultom Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed) mewisuda 1.742 lulusan, Selasa ( 20/8/2019), di Gedung Serbaguna Unimed. Dari 1.742 lulusan tersebut terdiri dari ; FIS 235 wisudawan, FT 172 wisudawan, FMIPA 400 wisudawan, FBS 202 wisudawan, FE 234 wisudawan, FIK 115 wisudawan, FIP 221 dan PPs sebanyak 163.
Rektor Unimed, Prof Syawal Gultom MPd dihadapan para orang tua dan wisudawan mengharapkan, seluruh lulusan menjadi SDM Unggul.
“Kita sangat mengapresiasi kesadaran bahwa kemajuan itu dimulai dari keunggulan sumber daya manusia (SDM) Sebab seluruh kemajuan itu diletakkan pada paradigma kreativitas, paradigma invency (temuan). Jadi invency itu hanya boleh dilakukan oleh manusia. Menemukan sesuatu yang memiliki nilai tambah itu tidak ada yang bisa melakukan kecuali manusia,” ungkap Prof Syawal Gultom.
Respon terhadap paradigma SDM unggul Indonesia maju dikatakannya, bahwa Unimed memang langsung mengubah atau menginovasi kurikulum atau konten. Sekarang ini di Unimed ada teknological knowledge, konten knowledge, ada pedigogical knowledge. Lanjutnya supaya perolehan mahasiswa maksimal, 3 hal ini ditegasnya harus berintegrasi.
“Komponen itu harus berinteraksi misalnya teknological knowledge dengan konten knowledge ada namanya teknological konten knowledge. Unimed sekarang mata kuliah disemua prodi disiapkan dengan blendid learning. Sebab blendid learning ini pilarnya itu adalah soal motivasi siswa, Kapasitas dan learning mahasiswa.
Berapa pun mahasiswa nya dirubah tetapi dosennya tidak diubah tidak ada gunanya makanya agar maksimal dosennya juga harus diubah dengan menginovasi pembelajaran. Semua saling berkaitan. Sehingga pentingnya inovasi.
Sementara itu, adapun lulusan yang memperoleh indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi pada wisuda UNIMED periode Agustus 2019 yakni Satria Kris Ratna Waruwu (S-2 Administrasi Pendidikan) meraih IPK 3,88, M.S.Sunarya (S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar) IPK 3,90, Irma Yunita (S-1 Pendidikan Bahasa Inggris) IPK 3,94, Muhamad Alif Ichsan (S-1 Pendidikan sejarah) dengan IPK 3,92.
Berapa pun mahasiswa nya dirubah tetapi dosennya tidak diubah tidak ada gunanya makanya agar maksimal dosennya juga harus diubah dengan menginovasi pembelajaran. Semua saling berkaitan. Sehingga pentingnya inovasi membawa seluruh lulusan menjadi SDM Unggul dan berprestasi. (Asarpua)