asarpua.com

Pj Gubsu Agus Fatoni Beri Penghargaan kepada Para Legenda Olahraga Sumut

Pj Gubsu  memberikan plakat penghargaan kepada atlet legenda Sumut Mardi Lestari pada acara Anugerah Legenda Olahraga Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Sudirman 41, Medan, Sabtu (07/09/2024). Mardi Lestari pernah memegang julukan sebagai pelari tercepat di Asia. Ia bahkan berhasil mengalahkan pelari asal Tiongkok bernama Li Tao dengan catatan waktu 10,20 detik, dan gelar rekor tersebut dipegangnya selama 20 tahun. Mardi Lestari juga merupakan peraih medali emas SEA Games tahun 1989, 1991, 1993. (Foto. Asarpua.com/diksu)

ASARPUA.com – Medan – Penjabat Gubernur Sumatera Utara (Pj Gubsu) Agus Fatoni memberikan penghargaan kepada legenda olahraga Sumut pada acara Malam Anugerah Legenda Olahraga Sumut. Kegiatan ini berlangsung di Aula Tengku Rizal Nurdin, Medan, Sumut, Sabtu malam (07/09/2024).

Fatoni mengatakan acara tersebut dilaksanakan untuk mengenang dan merayakan kembali prestasi gemilang yang luar biasa dari mereka yang terdahulu. Penghargaan ini diberikan kepada atlet yang berkontribusi penting, mengukir prestasi hingga menginspirasi, memotivasi bahkan mengubah pandangan dunia.

“Atas nama Pemerintah dan atas nama masyarakat Provinsi Sumatera Utara, saya menyampaikan apresiasi setinggi tingginya. Anugerah yang kami berikan, tidak sebanding dengan dedikasi, prestasi dan jasa para legenda. Anugerah ini tidak ada niat lain, kecuali bentuk rasa hormat kami yang kami sampaikan setulus tulusnya,” jelas Fatoni.

Selain apresiasi, Fatoni juga menyampaikan dukungan Pemerintah Provinsi dalam mendorong pembinaan atlet muda potensial yang akan meneruskan catatan sejarah para legenda. Termasuk komitmen untuk meningkatkan fasilitas olahraga, memperkuat pelatihan dan memperluas kesempatan atlet untuk berkompetisi di tingkat nasional maupun internasional.

“Perjalanan panjang para legenda yang dirayakan malam ini harus menjadi teladan. Pengingat bahwa prestasi tidak datang dari kemudahan, tetapi dari perjuangan yang penuh pengorbanan, kegigihan, dan keyakinan. Tidak ada prestasi abadi tanpa ada generasi penerus,” sebutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum KONI Sumut John Ismadi Lubis mengatakan bahwa acara penganugerahan ini merupakan sebuah kehormatan, karena mendapat kesempatan mengundang para legenda olahraga. Meskipun ada beberapa yang luput, ataupun sudah tiada mengingat usia yang tak lagi muda.

“Mohon maaf apabila ada yang terlewat. Namun, inilah mereka yang terbaik, yang masih hidup. Di momentum Pekan Olahraga Nasional XXI Aceh-Sumut tahun 2024,” ucap John.

Acara ini juga menayakangkan nama-nama para legenda olahraga Sumut. Melalui tayangan tersebut, diharapkan dapat menjadi pengingat bahwa Sumut merupakan provinsi yang banyak melahirkan atlet hebat.

“Itulah para legenda, mungkin (tayangan) hanya sebentar. Tetapi mereka telah berpeluh keringat untuk menjadi yang terbaik selama bertahun-tahun,” kata John.

Selanjutnya, John mengundang para legenda tersebut untuk naik ke atas panggung dan menerima penghargaan langsung dari Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni. Dimulai dari saksi sejarah PON III 1953 di Kota Medan sekaligus Perenang asal Sumut pertama yang berlaga di Olimpiade 1956, Habib Nasution.

Berlanjut kemudian ada Sutiyono, legenda balap sepeda yang disebut John dengan julukan Si Raja Tanjakan yang berlaga di PON 1973, 1977 dan 1981 serta menyumbang medali emas untuk Indonesia di SEA Games 1977, 1979 dan 1981. Juga ada Hj Dahliana dan Zulfan Rahmadsyah Nasution dari cabang olahraga (cabor) pencak silat.

Tidak ketinggalan sprinter legendaris dari cabang Atletik, Mardi Lestari. Berlanjut ke Parluatan Siregar yang tak terkalahkan di SEA Games lalu ada petinju legendaris Krismanto, Erwinsyah, Syamsul Anwar Harahap dan Hendrik Simangunsong yang berbeda era namun melaju hingga Olimpiade.

Juga masih ada nama Lindswell Kwok dan Aldi Lukman di cabang olahraga Wushu. Ada Sandra Ariani, Donny Dharmawan hingga Jintar Simanjuntak di cabor karate, serta Basuki Nugroho dari Taekwondo. Menyusul ada pebasket legenda Amin Ali, atlet Polo Air Silvester Golberg Manik dan pegulat internasional Joshua Sinurat. Hingga muncul nama Nobon Kayamudin, pemain Timnas dan PSMS, dimana namanya juga disebut dalam lirik sebuah lagu milik Iwan Fals.

Para legenda olahraga Sumut yang diwakili Syamsul Anwar Harahap dan Sutiyono menyampaikan apresiasi sekaligus pesan untuk menjaga regenerasi, agar Sumut bisa terus melahirkan atlet kuat, berbakat serta lebih baik dari para legenda.

Acara kemudian ditutup dengan penandatanganan pembentukan Yayasan Gelang Galang Gemilang Indonesia, yang baru saja terbentuk dan mendapat sumbangan dana Rp300 juta dari tokoh masyarakat. Yayasan tersebut merupakan sebuah ‘rumah berkelanjutan’ untuk pengembangan olahraga Sumut sekaligus proses regenerasi olahraga. (Asarpua)

Related News

Akhyar Ajak ASN Jadi Pionir Dukung Situasi Aman & Damai

Redaksi

Pj Gubsu Agus Fatoni Sampaikan Dampak Positif Provinsi Sumut Selenggarakan PON XXI

Redaksi

Walikota Medan Pantau Hilal di OIF UMSU

Redaksi