asarpua.com

Menjual Daya Tarik Wisata

Catatan: Ir Jonathan Tarigan

Ketika saya memposting tentang wisata halal di kawasan wisata Danau Toba yang sedang ramai dipercakapkan orang, lalu seseorang bertanya apakah ada jaminan kunjungan wisata ke Danau Toba itu akan meningkat dengan ‘konsepsi wisata halal’ itu ? Saya jawab yang menentukan kunjungan wisatawan meningkat pertama dan ter-utama adalah daya tarik wisata dari objek wisata itu.

Daya tarik (attraction) itu bisa kita kelompokkan secara lebih spesifik menjadi : 1. Alam lebih khusus lagi geowisata ketika yang diungkapkan bukan alam ansich tetapi cerita-cerita yang melekat di alam itu 2. Ekowisata, dayatarik wisata berkaitan dengan pelestarian lingkungan 3.Agrowisata, dayatarik wisata yang berkaitan dengan pertanian 4. Budaya, dayatarik yang berkaitan dengan budaya masyarakat baik yang sedang berlangsung (living culture) maupun yang telah menjadi warisan (heritage) bisa sejarah bisa situs2 , 5. Dayatarik wisata buatan seperti taman2 bertema contohnya ‘volcano bay’ di Florida-AS itu dan lain-lain.

Dalam konteks kepariwisataan Danau Toba apanya yang sangat menonjol dan sangat kuat menjadi dayatarik wisata? Apakah alam (geowisata),’view’ dan kisah supervulcano Toba atau budaya nya. Ini tergantung pada target pasar wisatawan yang akan dipancing untuk datang. Kalau wisatawan lokal dan Asia Tenggara mungkin panorama (view) kawasan Danau Toba masih mungkin menarik bagi mereka. Tetapi wisatawan barat (Eropa) lebih tertarik pada dayatarik wisata budaya.

Ketika ditahun 2012 di Kintamani – Bali saya menyampaikan paparan tentang Geopark Toba di depan Assesor Global Geopark Network (GGN) Unesco, mereka tidak tertarik dengan ‘kicauan’ ku tentang cerita supervulcano Toba dan cerita2 penyerta lainnya yang melekat di supervulcano Toba itu. Assesor Unesco yang European itu terpesona pada ‘Cultural Diversity’ kawasan itu.

Lah, klo sasarannya wisman mancanegara Eropa sebaiknya angkat kan dan kembangkan secara optimal dayatarik wisata budayanya. Ke Melaka mungkin kita tak perlu malu untuk belajar bagaimana kota Melaka yang menjadi World Heritage Site (Situs Warisan Dunia) ini mampu menarik kunjungan wisman 4 juta orang pertahun menandingi Bali (beach and culture tourism) dan Phuket-Thailand dan Pattaya (beach tourism). Selain itu masyarakat dapat menjadi dayatarik tersendiri yang cukup kuat menarik wisatawan. Memang dayatarik oleh masyarakat itu tidak berdiri sendiri sebagaimana dapat dicermati kunjungan wisatawan Eropa ke Sapa di Vietnam Selatan. Dayatarik masyarakat di Sapa itu berkaitan dengan sejarah dan karakter manusia Vietnam di perangf Vietnam itu.

Jadi dayatarik objek atau kawasan wisata merupakan penentu utama kunjungan wisatawan bukan yang lain.

Penulis adalah pegiat dan pemerhati pariwisata.

Related News

Wujudkan Pelayanan Terbaik Bagi Masyarakat, RS PHCM Jalin Sinergitas dengan PWI Sumut

Redaksi

Bupati Nisel: Jabatan Adalah Pertanggungjawaban kepada Masyarakat

Redaksi

Meriahkan HUT ke-73 Bhayangkara, Polres Nisel Gelar Berbagai Turnamen

Redaksi