ASARPUA.com – Simalungun – Peran Kepala Desa (Kades) untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat merupakan faktor kunci yang harus diperhatikan. Pesan tersebut menjadi poin penting yang disampaikan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi, pada agenda Kunjungan Kerja ke Kabupaten Simalungun, Kamis (04/0/2019) di Auditorium T Johan Garingging, Universitas Efarina, Pematang Raya.
Dalam pemaparan sekaligus motivasi kepada kades, guru dan unsur masyarakat, Gubsu mengajak seluruhnya untuk lebih peduli terhadap kesejahteraan masyarakat di masa mendatang. Sebab berbagai persoalan yang muncul ke publik, sebagian besar karena aparatur pemerintahnya tidak menjalankan amanah yang diberikan rakyat.
“Kita punya keterbatasan, diberikan Tuhan hanya dua tangan. Tetapi ini bisa dipakai untuk berdoa, dan kita lanjutkan dengan mimpi kita. Karena kelemahan kita, sumber daya manusia (terbatas), itulah kenapa saya bicara pentingnya ada kades untuk mengelola desanya. Karena kunci pembangunan itu ada di desa,” ujar Gubsu, di hadapan 700-an orang dari unsur pemerintahan dan masyarakat.
Kunjungan Edy Rahmayadi ke berbagai daerah khususnya Simalungun, dijadikan ajang silaturahmi sekaligus pemberian motivasi kepada para kades sebagai ujung tombak pengelola pemerintahan di tingkat terkecil. Apalagi saat ini, anggaran dana desa begitu besar digelontorkan negara agar konsep Membangun Desa Menata Kota yang sering disampaikan Gubernur dapat berjalan.
Aparatur pemerintah, khususnya kades, menurut Edy Rahmayadi, adalah pengayom sekaligus melayani rakyat. Terutama sebagai teladan bagi publik. Karenanya persoalan seperti suap (KKN) menjadi sorotan, dimana sejak lama bahkan hingga kini, hal itu masih terus terjadi.
Terlebih lagi, lanjut Edy Rahmayadi, sumber daya alam yang kaya di Simalungun tidak menjamin kesejahteraan rakyat, jika tidak dikelola dengan baik. Karena itu, dirinya menekankan pentingnya seorang kades mengetahui dan mampu mengelola potensi yang ada di wilayahnya.
“Jangan (rakyat) jadi seperti tikus mati di lumbung padi. Alamnya kaya, tetapi rakyatnya miskin. Yang salah ya kepala desa. Maka kuncinya ada di kalian,” (as-01)