ASARPUA.com – Medan –Stunting merupakan salah satu masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama. Kondisi ini mengakibatkan seseorang memiliki tinggi badan yang jauh lebih pendek dibandingkan dengan tinggi badan orang seusianya.
Hal ini diungkapkan Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Nawal Lubis Edy Rahmayadi saat memberikan arahan dan bimbingan pada acara Dialog Interaktif Milad ke-21 Forum Alumni HMI Wati (Forhati) Sumut, di Hotel Grand Kanaya, Jalan Darussalam, Medan, Sabtu (21/12/2019).
“Gizi buruk itu salah satunya karena kondisi ekonomi. Kalau lah kita sesama tetangga saling peduli dengan kondisi satu sama lain, tak mungkin ada stunting ini. Kita dengar tetangga kita, anak tetangga, tak punya sesuatu untuk dimakan, hati kita mestinya tergerak untuk saling bahu-membahu memberi bantuan,” katanya.
Nawal mengajak masyarakat untuk meniru konsep PKK yang dikenal dengan Dasa Wisma, yaitu perkumpulan kelompok ibu dari 10 Kepala Keluarga rumah yang bertetangga untuk mempermudah jalannya suatu program. “Jadi, ibu-ibu dalam kelompok ini bertanggung jawab untuk tetangga masing-masing. Saling bantu membantu, saya yakin cara ini efektif untuk eliminasi stunting,” jelas Nawal.
Ketua Periodik Forhati Wilayah Sumut Rahmadani Hidayatin menyebut bahwa sesuai tema dialog yakni Resiliensi Keluarga sebagai Pertahanan Kesehatan dalam Mewujudkan Generasi Unggul yang Bermartabat Bebas Stunting, Rahmadani yakin bahwa pencegahan stunting bisa dimulai dengan meningkatkan resiliensi atau kekuatan dan ketahanan keluarga.
Sebelumnya, Ketua Panitia Pelaksana Ameilia Zuliyanti Siregar mengatakan bahwa pengangkatan isu stunting sebagai topik dialog interaktif untuk menunjukkan dukungan Forhati Sumut terhadap pemerintah dalam menyelesaikan salah satu masalah yang menjadi priotitas saat ini. Salah satunya stunting yang tidak hanya prioritas bagi Pemprovsu tetapi juga pemerintah pusat. (as-01)