ASARPUA.COM – Medan – Demi mengharumkan nama daerahnya di ajang Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) ke XXVII tahun 2018, Khairun Nashrah (18) ini rela meninggalkan kuliahnya selama satu bulan. Mahasiswa semester pertama di Fakultas Ilmu Alquran dan Tafsir di Universitas Islam Negeri Ar Raniry ini menjadi kafilah asal Sumut di ajang MTQN cabang Hifzh 10 juz tahun 2018 ini.
“Ya, karena sudah mendapat dukungan dari kampus, saya bersemangat untuk mengikuti lomba. Mudah-mudahan keterlambatan pelajaran bisa saya kejar setelah lomba ini,” katanya saat ditemui di Gedung Jabal Nur, Senin (07/10/2018).
Nashrah kemudian menuturkan, untuk menjadi kafilah mewakili provinsi membutuhkan perjuangan yang cukup berat. Tidak hanya meninggalkan kuliahnya, tapi ia juga harus mengorbankan materi. Selain itu, karena ingin fokus dan konsentrasi dengan persiapan menjelang lomba, kondisi kesehatannya sedikit berkurang.
“Persiapannya tidak cepat, tapi 8 bulan yang lalu sudah dipersiapkan. Bisa mewakili provinsi, karena berhasil menang pada MTQ tingkat kabupaten di Langkat, kemudian juara satu pada MTQ tingkat provinsi di Binjai. Setelah itu, untuk mewakili provinsi juga berdasarkan seleksi yang ketat. Saya tidak menyangka bisa terpilih untuk mewakili Sumut,” kata anak pertama dari dua bersaudara pasangan Abdul Samad dan Hanimah Hanim ini.
“Sebenarnya, awalnya saya punya bakat menjadi tilawah, tidak pernah berpikir menjadi penghafal Al Quran. Tapi, karena ada dorongan dari orangtua yang meminta saya masuk ke pesantren, dari pesantren itulah saya punya niat menghafal Al Quran. Dari situ juga saya bisa khatam Al Quran,”ujarnya.
Nashrah sudah belajar mengaji sejak berusia empat tahun. Hal itu dikarenakan orangtuanya seorang guru mengaji.
“Kan banyak anak-anak yang mengaji, saya ikut mengaji. Padahal, waktu masih 4 tahun. Saya seperti diberikan mukzizat dari Allah. Kok, saya bisa saja membaca Al Quran,”ucap pengahafal 20 juz ini. (as-01)