ASARPUA.com – Medan – Warga Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan keluhkan minimnya pelayanan publik di daerah tersebut. Warga menuding pemerintah maupun pihak swasta BUMN dan BUMD sangat minim perhatian soal pelayanan publik apalagi masalah peningkatan pembangunan.
Hal itu diakui, Ketua Komisi IV DPRD Medan Haris Kelana Damanik, kepada wartawan di Medan, Sabtu (13/01/2024). Haris membenarkan minimnya perhatian pemerintah soal peningkatan pelayanan publik di Medan Labuhan dan mengaku telah banyak menerima keluhan itu dari kostituennya.
Seperti kata Haris Damanik yang juga Walil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Medan itu, pelayanan publik seperti galeri Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Sumut dan Bank BRI sangat sulit didapati di Pekan Labuhan. “Kita gak habis pikir, layanan seperti itu saja sulit di jangkau warga. Begitu juga dengan minimnya pelayanan publik lainya,” ujar Haris.
Terkait hal itu, Haris Kelana Damanik minta pihak Bank supaya memperbanyak unit layanan ATM. Sehingga masyarakat dapat mudah mendapat jangkauan guna memperlancar transaksi perekonomian.
Dikatakan Haris, pemerintah maupun sawasta serta seluruh instansi terkait tidak boleh mengesampingkan pertumbuhan perekonomian di Pekan Labuhan. “Kita ketahui, Pekan Labuhan merupakan kota tempat sejumlah situs sejarah yang bisa menjadi pusat wisata,” terang Haris.
Adapun sejumlah objek wisata itu seperti Masjid Al Osmani terletak di jalan KL Yos Sudarso Kel. Pekan Labuhan. Masjid ini adalah Masjid tertua di Kota Medan, dibangun pada tahun 1854 oleh Raja Deli Ketujuh yakni Sultan Osman Perkasa Alam dengan menggunakan bahan kayu pilihan.
Kemudian pada 1870 hingga 1872 Masjid yang terbuat dari kayu itu dibangun menjadi permanen oleh anak Sultan Osman, yakni Sultan Mahmud Perkasa Alam yang juga menjadi Raja Deli kedelapan.
Kemudian, 2. Vihara Siu San Keng. Vihara yang selesai dibangun pada tahun 1890 tersebut berada di seberang jalan Masjid Al Osmani. Vihara ini kaya ornamen China terlihat pada atapnya terdapat simbol naga dan berdominan warna merah. (Asarpua)