ASARPUA.com – Medan – Bank Indonesia (BI) terus mendorong pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Sumatera Utara (Sumut). Salah satunya dengan melaksanakan program pengembangan UMKM di masing-masing daerah baik melalui pembinaan, pengembangan klaster maupun pendampingan wirausaha binaan BI.
Selain itu, BI juga mendorong realisasi penyaluran kredit UMKM dengan menetapkan target proporsi kredit UMKM kepada perbankan berdasarkan tahapan tertentu sebagaimana diatur dalam PBI No.14/12/PBI/2012.
Kepala Perwakilan BI Sumut Wiwiek Sistro Widayat mengatakan, BI Sumut terus melakukan pengembangan klaster maupun pendampingan wirausaha binaan.
“Klaster binaan di wilayah kerja meliputi Kota Medan, Binjai, Tebing Tinggi, Langkat, Karo, Deliserdang, Serdang Berdagai, Dairi dan Pakpak Bharat. Baik yang masih aktif, inisiasi pembentukan maupun sudah phasing out,” katanya, pada acara Diseminasi Hasil Penelitian Pengembangan Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan UMKM Provinsi Sumut, di Gedung BI Sumut, Selasa (26/03/2019).
Pola pengembangan klaster tersebut terdiri dari pengembangan komoditas ketahanan pangan, yakni klaster padi di Kabupaten Langkat dan Kota Binjai, klaster cabai merah di Kabupaten Deli Serdang dan bawang merah. Selain itu, klaster komoditas pendukung ekspor yakni kopi di Kabupaten Karo, klaster tenun Kota Medan dan klaster batik Sumut.
Dalam perekonomian nasional, kata Wiwiek, sektor UMKM menyerap 97,04 juta tenaga kerja atau 99,4% dari total angkatan kerja yang bekerja. Sementara kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan, yakni sebesar 55,56% dari total PDB (data nasional).
Jumlah UMKM di Sumut sendiri mencapai 2.857.124 unit dengan jumlah UMKM yang terdaftar dan terverifikasi pada Dinas Koperasi dan UMKM hanya sebesar 380.249 unit usaha. Dari jumlah itu, 97% UMKM berada di daerah perkotaan dengan Kota Medan memiliki jumlah UMKM tertinggi sebesar 234.509. Sedangkan untuk kabupaten, Langkat menjadi kabupaten dengan jumlah UMKM terdaftar tertinggi sebesar 2.343 unit.
Sementara penyaluran kredit UMKM di Sumut pada tahun 2018 tumbuh 8% dibandingkan tahun 2017. “Peningkatan ini dampak dari strategi penurunan suku bunga yang dilakukan oleh industri perbankan pada pertengahan tahun 2018,” kata Wiwiek.
Secara spasial, jelas Wiwiek, penyaluran kredit UMKM perbankan Sumut masih terpusat pada kabupaten/kota di Pantai Timur dengan porsi terbesar terkonsentrasi pada kredit menengah sebesar 43%. Sedangkan berdasarkan lapangan usaha, sektor perdagangan besar dan eceran menyerap kredit tertinggi dengan persentase sebesar 48,6%, diikuti oleh sektor pertanian sebesar 20,6% dan industri pengolahan sebesar 9,4%.(as-15)