Catatan: Ir Jonathan Tarigan
Beberapa hari lalu berkomunikasi dengan teman Zulfan Diara Gayo yang tinggal di Takengon – Aceh Tengah. Kami mempercakapkan seorang Hero bernama Pang Aman Dimot.
Sebutan Pang di depan namanya menunjukkan beliau adalah seorang pemberani (pang mengacu kepada bahasa Karo adalah berani) – The Brave Heart.
Pang Aman Dimot telah bertarung “head to head’ melawan kolonialis Belanda pada tanggal 30 Juli 1949 di Desa Sukarame Kecamatan Munte Kabupaten Karo.
Bergabungnya Karo-Gayo-Alas dalam perang melawan kolonialis Belanda telah berlangsung sejak Perang Karo 1872 – 1906. Pada perang itu bergabung pasukan-pasukan dari Gayo-Alas dan Karo.
Begitu juga pada Perang Kemerdekaan 1945 -1949 pasukan-pasukan Karo bergabung dengan pasukan-pasukan dari Gayo dan Alas.
Untuk mengukuhkan persahabatan itu kupesankan kepada teman itu Zulfan Diara Gayo untuk menghubungi para bupati Tanah Gayo (Aceh Tengah – Gayo Lues – Bener Meriah ) untuk membangun “Memorial Park” bagi Sang Hero Pang Aman Dimot di Desa Sukarame Tanah Karo. Di Memorial Park itu kita kukuhkan persahabatan yang tak terpisahkan antara Karo-Gayo-Alas.
Aku juga mengundang dua perwakilan dari 3 kabupaten Tanah Gayo itu untuk ikut serta dalam kegiatan Napak Tilas Karo Area di bulan November 2019 ini .
Munumen Batu Berdarah di Sukarame – Kecamatan Munte Kabupaten Karo tempat dimana pertarungan berdarah-darah dari gerilyawan pejuang bangsa membela proklamasi kemerdekaan RI, di lokasi ini ber-guguran para pahlawan pemberani , Pang Aman Dimot salah satu diantaranya.
Penulis adalah Ahli Geologi yang juga pemerhati Pariwisata dan Sejarah