asarpua.com

Pengalaman di MTQ Turki, Raih Nilai Tertinggi Tilawah Remaja

ASARPUA.COM – Medan – Meraih peringkat ketiga MTQ Internasional yang digelar di Turki 2017 lalu, menjadi pengalaman berharga bagi Muhammad Rizqon, peserta asal Kalimantan Selatan hingga meraih nilai tertinggi Tilawah Remaja pada MTQN XXVII di Medan, Sumatera Utara.

Beberapa kelemahannya di panggung internasional menjadi koreksinya agar diperbaiki saat tampil di MTQN XXVII. Terbukti, perjuangannya tidak sia-sia. Pria kelahiran Banjarmasin, 11 Juli 2000 ini berhasil meraih nilai tertinggi pada penyisihan Tilawah Remaja Putra. Rizqon meraih nilai 94,33. Merupakan nilai tertinggi dari peserta lainnya. Dari hasil kerja kerasnya itu pula belajar Tilawah, Rizqon masuk final dan tampil lagi pada Kamis (11/10/2018).

“Tidak ada yang sempurna. Semuanya saya kembalikan lagi ke Allah SWT. Saya tidak ada target. Yang penting tampil saja,” kata pria yang memiliki hobi bermain futsal tersebut.

Perjuangan Rizqon di MTQ sendiri bukan kali ini saja. Dua tahun lalu, saat MTQ di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), ia juga sempat bertanding. Rezeki belum membawanya pada peringkat pertama. Perjuangan Rizqon hanya sampai pada posisi ketiga. “Kalau targetnya pasti menang. Setelah itu tetap fokus menjadi qari internasional,” ucap pria jurusan Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam Negeri Antasari tersebut.

Rizqon sendiri belajar mengaji dimulai dari kecil. Sejak umur 6 tahun, ayahnya yang juga memiliki pengalaman qari mengajarkannya bertilawah. Setelah itu Rizqon dilatih oleh guru profesional. Para gurunya itu yakni Drs Artoni Jurna, juara MTQN, kemudian Ustaz H Ahmad Sawiti, H Ahmad Budadi, H Muhammad Abduh yang juga ikut menemaninya di MTQN kali ini serta Saleh Yusran. “Mereka-mereka yang mengajarkan saya bertilawah,” katanya.

Sampai pada tahap final bukanlah hal yang muda bagi anak tunggal dari pasangan H Bakir dan Hj Etty Muswaty ini. Belajar dari qari-qari internasional, memperhatikan mereka berimprovisasi, mengikuti haflah-haflah di Banjarmasin dan lainnya adalah sederatan latihan yang ia lakukan sebelum sampai di MTQN kali ini.

“Kalau training center saya hanya seminggu. Sisanya hanya belajar dari haflah saja. Di Banjarmasin kebetulan rutin,” ucapnya.

Baginya tidak ada hal yang sulit dalam belajar tilawah. Jika memiliki keinginan dan mencintai alquran, maka siapa saja bisa bertilawah dengan baik. “Kalau sampai juara jangan pernah sombong, terus belajar karena semuanya dari Allah SWT,” katanya.

Pelatih Rizqon, Muhammad Abduh saat diwawancarai mengatakan bahwa bakat tilawah Rizqon sudah terlihat sejak kecil. Saat ini remaja, bakat itu semakin terasah dengan baik. “Suaranya dia mengaji sangat bagus. Itu yang menjadi modal. Semoga memang keluar sebagai juara di sini,” kata Abduh.

Harapan ia, Rizqon tetap belajar dan memperdalam tilawahnya. Mengamalkan ayat-ayat Alquran, melihat banyak refrensi lagi dari qari-qari internasional dan lain sebagainya. “Itu yang saya harapkan. Dan itu juga harapan orangtuanya karena saya kenal dekat dengan orangtua beliau,” ucapnya. (as-01)

Related News

47 Penyandang Tunanetra Berkompetisi di MTQN XXVII

Redaksi

Presiden Jokowi Hadiri Pembukaan MTQN 7 Oktober

Redaksi

Kafilah Asal Sumut Cabang 20 Juz Gagal Masuk Final

Redaksi