ASARPUA.com – Medan – Program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) di Sumatera Utara (Sumut) perlu untuk semakin dikuatkan. Karena BAAS merupakan langkah riil dan langsung, bukan hanya sebatas data, tapi harus benar-benar dilaksanakan, sehingga jumlah anak-anak kita yang stunting bisa terkoreksi.
“Karena jika program BAAS berjalan dengan baik di Sumut, saya yakin dan optimis jadi solusi penurunan stunting,” ujar Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumut, Munawar Ibrahim di sela acara Temu Kerja Stakeholder dan Mitra Kerja BKKBN dalam Rangka Penguatan BAAS di Hotel Emerald Garden, Jalan KL Yos Sudarso Medan, Selasa (26/03/2024).
Munawar juga mengatakan, program BAAS bukan hanya di tingkat provinsi saja, namun juga di kabupaten/kota se-Sumut. Ini sesuai menindaklanjuti apa yang disampaikan Pj Gubsu dan Sekretaris Utama BKKBN Tavip Agus Rayanto.
Lebih lanjut Munawar menyampaikan, bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan mengadakan rapat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) provinsi meski sesungguhnya rencana setelah lebaran namun harus segera ditindaklanjuti.
“Semua kita libatkan dalam percepatan penurunan stunting, itu untuk mencapai target 14 persen,” tegas Munawar.
Demikian juga disampaikan Pj Gubsu, Hasanuddin, BAAS di Sumut tersebar di 31 Kabupaten/Kota dan akan terus berkembang hingga menyentuh semua daerah-daerah yang memiliki anak stunting.
Hassanudin meminta agar pembagian BAAS lebih tepat dan efektif kepada semua mitra kerja dan stakeholder.
“Adanya BAAS, kita memiliki peluang emas untuk menyentuh langsung dan memberikan perhatian khusus kepada 675.411 keluarga berisiko stunting, ini perlu sinergi dan komitmen kita bersama,” kata Hassanudin.
Hasanuddin mengatakan, Sumut berhasil menurunkan prevalensi stunting menjadi 18,9% di tahun 2023, atau turun 2,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Menurutnya, Pemprovsu
akan bekerja lebih keras untuk mencapai target 14,5% di akhir tahun 2024.
Sementara Sekretaris Utama BKKBN Tavip Agus Rayanto menyampaikan, TNI dan Polri paling banyak menjadi BAAS, karena memiliki organisasi hingga ke level paling bawah.
Agar hasilnya lebih baik, Tavip juga mengajak untuk menyatukan langkah bersama menyelesaikan masalah stunting
“Langkah kita perlu bersama, karena ini hanya bisa kita selesaikan dengan bekerja sama, kita gunakan data yang sama, dari data tersebut kita pilih mana yang perlu kita intervensi kuat,” kata Tavip.
Tavip berharap, pihak swasta lebih berperan aktif dalam mencegah maupun mengurangi angka stunting di suatu daerah.
“Kita akan dorong, karena untuk mengoreksi anak stunting butuh dana yang besar dan waktu yang tidak sebentar,” tambah Tavip. (Asarpua)
Reporter : Serasi Sembiring