asarpua.com

BKKBN Komitmen Ingin Tuntaskan Masalah Stunting

ASARPUA.com Medan – Stunting atau kurang gizi kronis masih menjadi salah satu masalah di Indonesia. Sehingga untuk pencegahnya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) komitmen memiliki tugas untuk memberikan penyuluhan bagi orangtua dan anggota keluarga lainnya untuk mengasuh dan membina tumbuh kembang balita.

Hal itu dikatakan Utama (Sektama) BKKBN, Nofrijal kepada wartawan, Jumat (10/05/2019) pada kegiatan “Pembinaan Aparatur Sipil Negara Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara didampingi sekretaris Perwakilan BKKN Provinsi Sumut, Yusrizal Batubara.

Pria Kelahiran Tanah Datar 11 November 1960 ini menambahkan bahwa BKKBN memiliki banyak agenda termasuk dalam hal penurunan kasus stunting.

“Tugas BKKBN dalam hal ini adalaah nutuk penurunan balita stunting ini lebih kepada pengasuhan keluarga. Membuat program peningkatan keterampilan orang tua dalam mengasuh anaknya, terutama mengkampanyekan pendewasaan usia menikah, juga mengedukasi masyarakat terutama perempuan untuk perencanaan kehamilan,” katanya.

Menurutnya salah satu penyebab utama stunting karena ketidaktahuan orangtua terutama pada ibu hamil dan bersalin tentang pentingnya gizi untuk anak-anaknya.

“Nah, ketidaktahuan inilah yang menjadi masalah. Sampai saat ini di Indonesia masih ada 1 dari 3 anak yang masih stanting meskipun angka itu berubah dari 2016-2017.  Melihat kondisi itu sehingga BKKBN ingin komitmen menuntaskan stanting tersebut,” terangnya.

Pria Lulusan master of counseling and guidance di New Mexico Highlands University ini menjelaskan salah satu peran BKKBN untuk memberikan sosialisasi dan pengetahuan kepada orang tua tentang stanting.

“Mengenai kasus stunting sekarang sudah dikeroyok rame-rame di bawah kepemimpinan Wapres Jusuf Kalla dan harus turun di bawah 20% pada RPJM Tahun 2015-2019,” tegasnya.

Dikatakanya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam stanting yaitu  penyebabnya.

“Pertama terkait mengenai infrastruktur di lingkungan atau di pedesaan terutama infrastruktur yang kurang mendukung seperti sanitasi. Kedua pengetahuan orangtua balita bagaimaana agar supaya dapat terhindar dari stanting atau ilmu dan keterampilan orang tua data ditingkatkan. Disinilah sesungguhnya dibutuhkan peran BKKBN untuk memberikan sosialisasi dan pengetahuan kepada orang tua tentang stanting sehingga anak-anak mereka terhindar stanting,” ujarnya. (asarpua)

Related News

Jangan Cerita New Normal Kalau Kota Medan Masih Zona Merah

Redaksi

Akhyar: Kebersihan Diri Selaras dengan Kebersihan Lingkungan

Redaksi

DPMPTSP Kota Medan Buka Layanan Perizinan Secara Online

Redaksi