asarpua.com

Peningkatan Ekonomi Masyarakat Sekitar Danau Toba Ditinjau dari Berbagai Sektor

Oleh: Serasi Sembiring, SH, 

Wartawan: ASARPUA.com

 

Danau Toba adalah sebuah danau yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik gunung berapi yang termasuk Super Vulcan, yaitu Gunung Toba yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Letusan Gunung Toba diperkirakan terjadi sekitar 73.000 sampai 75.000 tahun yang lalu.

Danau Toba mempunyai ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer sehingga danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, karena itu danau ini sudah terkenal hingga ke mancanegara. Selain hal tersebut danau ini terkenal akan keindahannya sehingga sampai saat ini banyak wisatawan berkunjung ke Danau Toba maupun ke Pulau Samosir.

Untuk mencapai Pulau Samosir  pengunjung dapat melalui daratan utama di Danau Toba, disana terdapat akomodasi yang tersedia di Kota Parapat. Parapat merupakan kota kecil semenanjung berbatu yang menjorok ke danau. Dalam perjalanan ke Parapat dari Kota Berastagi Kabupaten akaro pengunjung akan mendapatkan beberapa pemandangan sebagaimana danau ini mulai terlihat dan jalan turun gunung dekat dengan garis pantai.

Penduduk Parapat, mayoritas orang Batak Toba dan Batak Simalungun yang dikenal kegiatan atau mata pencahariannya sebagian besar bertani, berusaha serta jasa penginapan dan jasa angkutan/transportasi.

Pengunjung dapat menentukan pilihan lebih nyaman untuk menikmati berwisata di Danau Toba dan Pulau Samosir, yaitu dengan tinggal di Pulau besar Samosir di tengah danau. Disini pengunjung dapat melihat rumah asli masyarakat Batak Toba. Pulau ini memiliki banyak jejak kisah masa lampau yang di dalamnya terdapat kuburan batu dan desa-desa tradisional, seperti di Ambarita yang memiliki halaman dengan furnitur batu dimana di hari tua narapidana diadili dan dipenggal. Atau berkunjung ke Simanindo dimana pengunjung akan menikmati musik dan tarian ritual tradisional Batak.

Demikian juga Tomok pengunjung dapat menemukan hasil buah karya mesyarakat, berupa kenang-kenangan dan kerajinan batak, membeli tenunan tangan khas syal merah dan hitam yang disebut ulos yang masih digunakan hingga saat ini, kalender batak dari rotan, ukiran kayu dan lain-lain.

Pulau Samosir dapat diakses dengan menggunakan kapal feri reguler dari Parapat. Selain dengan kapal feri tersedia perahu yang berlalu lalang di sekitar pulau secara teratur. Dan jika Anda ingin lebih memahami budaya batak berkunjung ke Museum Batak di Balige, lebih jauh ke selatan di sisi daratan pantai terdapat banyak hotel dan akomodasi yang lebih kecil di sekitar danau terutama di Parapat dan Tuktuk di Pulau Samosir

Disamping banyaknya warisan-warisan peninggalan di daerah wisata yang sangat terkenal tersebut juga ditemukan berbagai masalah-masalah krusial dalam pengembangan pariwisata di Danau Toba, masalah-masalah tersebut di antaranya mengenai persoalan minimnya infrastuktur penghubung yang berkoneksi dengan mobilitas wisatawan (aksesibilitas), masalah masih minimnya investor dalam membangun sarana dan prasarana umum bagi wisatawan (amenities) dan persoalan pada kualitas produk wisata yang akan dipromosikan dan dipasarkan (atraksi). Selain itu juga perlunya dirobah akhlak atau mainset dari masyarakat sekitarnya agar menerima masukan-masukan dari luar untuk mengembangkan daerah wisata yang sangat terkenal itu sehingga dalam meningkatkan jumlah pengunjung wisatawan terus mengalami perkembangan.

Sekarang air Danau Toba itu sudah kotor dapat kita lihat disekitar Danau Toba itu banyak keramba, bangunan-bangunan yang berkeseleoran, kapal kapal disana sini, sampah-sampah yang dibuang sembarangan ke danau belum lagi oli kapal yang mencemari air danau toba.

Banyak enceng gondok yang sudah menjamur, lain lagi pestisida, pupuk yang dipakai masyarakat petani dan dibuang seenaknya saja tanpa melalui proses filter dibuang ke Danau Toba, Sampah-sampah yang dibuang oleh masyakarat setempat ataupun para wisatawan.

Sarana dan prasarana di danau toba ataupun daerah sekitar seperti Balige Pangururan atau parapat juga ikut mempengaruhi. Jika kita lihat banyak sekali hotel-hotel tentu banyak pula limbah ataupun sampah-sampah yang timbul jika pembuangan tidak dikelola dengan benar oleh pemilik hotel.

Begitu banyak masalah yang dibiarkan berlarut-larut selama ini yang membuat Danau Toba tercemar kurang adanya perhatian para pengelola tempat wisata, hotel, pengunjung hotel, pengelola kapal dan penumpangnya dan juga masyarakat setempat bahaya akan sampah. Sampai saat ini Masalah yang ditimbulkan oleh sampah atau kotoran yang dibuang sembarangan masih belum teratasi.

Demikian juga masalah enceng gondok.Sebenarnya enceng gondok itu kalau kita lihat ke daerah yang lain, jawa misalnya, bisa dimanfaat kan menjadi home industri misalnya dibuat menjadi tas dan lain sebagainya, di samosir ini menjadi masalah petaka, nah ini perlu dikelola oleh Pemerintah maupun masyarakat dipelajari bagaimana memanfaatkan ataupun mengolah enceng gondok ini atau bagaimana memusnahkannya.

Termasuk juga masalah oli kapal atau mobil, coba bayangkan oli bekas kendaraan dibuang ke Danau Toba, 1 liter itu bisa menyebar di atas air hingga ratusan meter. Hal ini juga harus menjadi perhatian masyarakat dan pemerintah.

Kemudian ditambah lagi dengan masalah pestisida yang masuk ke Danau Toba melalui pertanian masyarakat, pupuk langsung terbuang ke danau tobaini mengakibatkan air menjadi tercemar sehingga berendam di danau akan membuat gatal gatal.

Termasuk juga masalah kotoran kotoran dari ternak, contohnya masyarakat yang berternak babi,kotoran peternak kerbau atau horbo,tetap juga kotoranya dibuang ke Danau Toba, coba bayangkan kalau peternak babi atau kerbau ada 10.000 ekor dan kotorannya setiap hari terbuang ke danau.

Demikianlah permasalaan- permasalahan yang harus segera mungkin diatasi, padahal danau toba itu menjadi sumber penghidupan dari masyarakat disekitarnya, hidup mereka tergantung dari sana. Masyarakat sadar atau tidak sadar bahwa itu salah, terkadang mereka ingin cepat dan membuangnya begitu saja, akibatnya danau itu jadi tercemar

Untuk menuntaskan  semua permasalahan-permaslahan diatas sangat dibutuhkan sinergi antara penduduk di sekitar wilayah danau toba dengan pemerintah dan bahkan sangat dibutuhkan campurtangan  para pihak yang ingin memajukan kawasan Danau Toba .

Karena untuk melestarikan wilayah tersebut  tidak akan berjalan tanpa sinergi  antara berbagai pihak  serta menyusun berbagai langkah yang akan dipertimbangkan untuk menyelesaikan berbagai masalah tersebut

“Diharapkan langkah ini dapat menuntaskan berbagai persoalan selama ini yang masih mengemuka. Sebab kami memandang, tujuan akhir dari pengembangan wilayah-wilayah pariwisata adalah kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat .

Dalam mengembangkan serta meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar wilayah danau toba tersebut, Bank Indonesia merasa terpanggil untuk berkontribusi nyata mendukung sektor pariwisata ke depan melalui penguatan 3A (Aksesibilitas, Atraksi, dan Amenitas) dan 2 P (Promosi dan Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha). Dalam hal ini, wilayah Sumut diamanahkan untuk berkiprah dalam pengembangan Danau Toba.

Dengan demikian untuk meningkatkan potensi wisata Danau Toba maka dijalin kerjasama  antara  Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatera Utara  dengan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT),  dalam pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba .

Sebab dengan adanya kerjasama ini  akan menjadikan pariwisata menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru, dengan menyikapi berbagai hal yakni mengantungkan ekonomi pada sektor ekspor komoditas, sektor pariwisata dan penyerapan tenaga kerja.

Dalam melakukan kerjasama ini  BI telah melakukan berbagai rangkaian kegiatan pertama diskusi lintas pemangku kepentingan yang telah dilaksanakan sejak Juli – September 2018. Dimulai dari stakeholders di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi Sumatera Utara, BPODT hingga Gubernur Sumatera Utara.

Dengan perkembangan tersebut, Sumut perlu melakukan berbagai langkah untuk diversifikasi pertumbuhan ekonomi sehingga ekonomi Sumut menjadi lebih stabil ketika terjadi kejutan (shock) di perekonomian dunia.

Dalam upaya pengembangan wisata danau toba tersebut, Bank Indonesia mengembangkan berbagai spot atraksi di kawasan Danau Toba, diantaranya adalah Desa Sigapiton yang dikembangkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sumut dan Desa Muara Sibandang yang dikembangkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga.

Pengembangan spot atraksi dimaksud akan dititikberatkan pada kekuatan lokal setempat serta melibatkan partisipasi aktif warga, seperti Desa Sigapiton dengan basis pertanian dan Desa Muara dengan basis kerajinan ulosnya. Ke depan, kami juga berkomitmen menambah pengembangan spot atraksi lainnya di Kabupaten Samosir.

Demikian juga dalam rangka penguatan promosi, BI juga bekerjasama dengan PT. Hagatekno Mediata Indonesia melaksanakan pelatihan kepada pelaku industri pariwisata khususnya pelaku usaha, blogger, vlogger/influencer serta seluruh pihak terkait agar dapat menciptakan konten kreatif melalui platform digital Toba Smile.

Dalam hal mengedukasi masyarakat di sekitar wilayah  danau toba maka diberikan pelatihan kepada 400 orang peserta dan dilaksanakan dalam 3 seri yaitu seri yaitu Seri Tuktuk-Samosir, Seri Balige, dan Seri Kota Medan.

Lalu memperkuat layanan sistem pembayaran, Bank Indonesia bekerjasama dengan 4 bank, yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BCA. 4 bank itu akan memberikan fasilitas EDC kepada 20 merchant di area wisata Danau Toba.
Dalam pengenbangan wilayah danau toba diharap sinergitas antar lembaga, instansi pemerintah, institusi perbankan serta Badan Otoritas Danau Toba dapat terus diperkuat, karena dengan diperkuatnya kerjasama tersebut  maka perekonomian dari berbagai sector di wilayah Danau Toba juga dapat ditinglkatkan.

Dengan memperkuat kerjasama tersebut maka kita tidak bisa lagi menggantungkan pada ekspor komoditas, terutama yang memberikan nilai tambah yang rendah, di tengah perbaikan ekonomi global yang masih lambat.

Selain itu juga sektor pariwisata memiliki keterkaitan antar sektor yang kuat sehingga pengembangan sektor ini memberikan dampak yang besar dan cepat, termasuk dalam hal penyerapan tenaga kerja.

Karena  tren masyarakat yang saat ini memilih berwisata dan berbelanja, karena didukung oleh penetrasi teknologi yang cepat serta masuknya era sharing economi dimana akses informasi dan transaksi begitu cepat dan mudah.

Di sisi lain, komposisi penduduk usia muda yang mendominasi struktur generasi Indonesia serta pendapatan yang semakin meningkat juga berpeluang mendorong industri pariwisata untuk terus bertumbuh.

Sehubungan dengan hal tersebut, sektor Pariwisata menjadi salah sumber baru pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. Potensi yang besar ini ada di depan mata namun rasanya dampak terhadap ekonomi Sumatera Utara masih terbatas. Potensi yang besar tersebut dapat kita lihat dari kebijakan Pemerintah yang menetapkan Danau Toba sebagai destinasi superprioritas dan membentuk Badan Otorita Danau Toba untuk mengelola dan mengembangkan kawasan Danau Toba.

Melalui kerjasama tersebut maka perekonomian di sekitar wilayah Danau Toba terus dapat ditingkatkan dari berbagai sektor, karena dengan adanya kerjasama tersebut maka turis baik dari luar negeri maupun dari mancanegara akan berlomba-lomba untuk berkunjung di Danau Toba.

Hal ini akan sejalan dengan yangditergetkan Bank Indinesia bahwa 2019 akan datang konjungan  satu juta turis  ke Danau Toba.

(Tulisan ini diikutkan dalam lomba yang diselenggarakan Bank Indonesia )

Related News

Tingkatkan Pendidikan Vokasi Pariwisata Masyarakat Danau Toba

Redaksi

Bahas Percepatan Kawasan Danau Toba, Nomadic Tourism akan Rampung April 2019

Redaksi

Poldasu Terjunkan Polisi Mahir Bahasa Inggris Layani Wisatawan F1 Powerboat

Redaksi