ASARPUA.com – Medan – Diabetes adalah penyakit tidak menular , dan dalam program nasional yaitu program sehat dengan pendekatan keluarga dengan 12 indikator , salahsatunya adalah bagaimana kita menangani penyakit tidak menular yaitu hipertensi dan diabetes.
Dengan demikian sudah pasti di seluruh kota penyakin tersebut akan meningkat, jadi tinggal bagaimana kita mengendalikannya agar tidak meningkat, termasuk olahraganya, pola makannya , cek kesehatan secara rutin , ini juga membuat bagaimana masyarakat menjadi sehat.
Demikian disampaikan Ketua Persatua Dokoter keluarga Indonesia (PDKI) Cabang Sumatera Utara, dr. Retno Sari Dewi, M.Kes pada seminar PDKI Cabang Sumut denganthema “ Kendalikan Diabetes Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga Di Era Revolusi Industri 4.0 dan sosialisasi Spesialis Kedokteran Keluarga layanan Primer” yang diselenggarakan di Hotel Danau Toba Internasional Medan, Rabu (11/12/2019).
PDKI Cabang Sumatera Utara menggelar seminar untuk bagaimana penetalaksanaan diabetes dengan tentunya bagaimana pendekatan sekarang ini dengan 4.0.
“Jadi intinya penyakit tidak menular ingat saja cerdik yaitu cek kesehatannya secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin berolahraga, diet dengan gizi seimbang, istirahat yang cukun dan kelola stress”, jelas Retno.
Jadi dengan demikian pasien-pasien diabetes itu bisa dipantau dengan aplikasi smartphone , sehingga dapat diperiksa gula darahnya dan terling dokternya sehingga dokternya bisa tau perkembangan kondisi dari pasiennya .
Dengan demikian pasien dapat terus terkontrol dan gula darahnya dapat terkendali dan pastinya akan bisa lebih menjaga kesehatan dari pasiennya, kata Retno.
Oleh sebab itu, Ketua PDKI Sumut, Retno Sari Dewi M.Kes menyampaikan,spesialis dokter keluarga penting menjadi mata kuliah di Universitas –universitas kedokteran untuk menghilangkan resiko-resiko pasca penanganan medis.
Sementara Ketua PDKI Pusat, Yulherina mengatakan, saat ini spesialis dokter keluarga layanan primer masih kurang mendapat perhatian di dunia kedokteran, padahal mereka memberikan dampak tabg tidak kalah pentingnya dengan spesialis kedokteran lainnya. (as-14)