asarpua.com

Nelang Sembiring Utusan Damai Dikemelut Perang

Catatan: Ir Jonathan Tarigan

Kamis 19 September 2019 berkesempatan berkunjung ke Kantor Sekretariat PPM (Pemuda Panca Marga) Provinsi Sumatera Utara bersama Mayor (Purn) Sumbat Sembiring Ketua LVRI Medan, wartawati senior Tania Depari Ketua Komunitas Penulis Kota Medan dan dari Piveri (Persatuan Istri Veteran RI) Kota Medan. Kunjungan kami diterima Irwan Sembiring (Ketua PPM Sumut) didampingi Ardiansyah Sekretaris PPM Sumut.

Kami bercakap-cakap tentang rencana pelaksanaan kegiatan Napak Tilas Karo Area di bulan November 2019 yang akan datang dalam rangka memperingati Hari Pahlawan. Percakapan adalah untuk menyamakan visi dan misi dari kegiatan Napak Tilas Karo Area di bulan November 2019.

Pak Irwan Sembiring Colia adalah putra dari Kolonel Nelang Sembiring Colia. Dari Pak Irwan Sembiring ini kami mendengar tentang peran pendamai yang dilakukan oleh Kolonel Nelang Sembiring ketika Teuku Daud Beureueh menentang Presiden Soekarno dan menggelar perlawanan bersenjata dibawah “panji-panji” DII/TII (Darul Islam Indonesia/Tentara Islam Indonesia).

Lalu, apakah Teuku Daud Beureuh – seorang nasionalis sejati pecinta republik di front terdepan ini memang sungguh menentang Presiden RI Soekarno untuk mendirikan Negara Islam? Sama sekali tidak.

Teuku Daud Beurueh, yang adalah Panglima Divisi X berkedudukan di Kutaraja (Banda Aceh sekarang) membawahi Resimen IV (Djamin Gintings) dan Batalyon XV (Nelang Sembiring), merasa diperlakukan tidak adil ketika Aceh digabung menjadi Provinsi Sumbagut.

Di sini, adalah Kolonel Nelang Sembiring yang memainkan peran pendamai agar Teuku Daud Beureueh bersedia ke meja perundingan. Dan beliau Teuku Daud Beureueh ulama sepuh dari Aceh ini bersedia berdamai.

Dan adalah spirit kekerabatan Karo-Aceh yang memungkinkan terciptanya perdamaian itu. Kolonel Nelang Sembiring bukan saja dahulu kala diperang kemerdekaan membela Proklamasi 17 Agustus 1945 bersama Teuku Daud Beureueh bertarung mati-matian melawan kolonialis Belanda, tetapi juga terikat oleh ketulusan persahabatan dalam kekerabatan antara Teuku Daud Beureuh dengan Clan Sembiring di Tanah Karo.

Tak banyak orang mengenal sosok Nelang Sembiring termasuk orang Karo sendiri dikarenakan sosok ini bukanlah sosok yang ingin menonjolkan diri walau beliau sesungguhnya adalah seorang “a real hero”.

Ketika aku memetakan secara keruangan/spasial di Tanah Karo-Aceh Tenggara pergerakan Batalyon Gerilya Batalyon XV dengan Komandan Gerilya Kapten Nelang Sembiring yang senantiasa berada di front pertempuran dari waktu ke waktu pada agresi militer Belanda (1947-1949) itu, nyatalah peran heroik dari Nelang Sembiring yang tak terbantahkan.

Seorang hero Nelang Sembiring dengan dedikasi yang tak mendua  (dalam bahasa Sansekerta disebut-Tan Hana Dharma Mangrwa)

Percakapan kami akhiri, dan Pak Irwan Sembiring menyediakan Hotel Bukit Kubu di Berastagi sebagai titik “start” Napak Tilas Karo Area yang diharapkan diikuti oleh LVRI Tanah Gayo – Aceh (LVRI Gayo Lues, LVRI Bener Meriah dan LVRI Aceh Tengah). Dan harapan semoga upaya membanggkitkan nilai-nilai heroisme pejuang melalui Napak Tilas Karo Area membangkitkan rasa nasionalisme solid bersinergi memelihara persatuan dan mengukir bagi setiap anak negeri.

Penulis adalah Ahli Geologi yang juga Pemerhati Pariwisata dan Sejarah

Related News

Ihwan Harap Program Kerja Pemko di APBD 2019 Selesai Tepat Waktu

Redaksi

Cegah Intoleransi, Pemprovsu Dukung Jambore Lintas

Redaksi

Jama’ah Haji Sergai Dapatkan Penyuluhan Kesehatan dari PPIH

Redaksi