asarpua.com

Calon DPD RI Termiskin akan Rilis Buku ‘Kita Telah Mati’

ASARPUA.COM – Medan – Besok, Senin (20/08/2018) akan menjadi hari bersejarah bagi Dadang Darmawan Pasaribu. Aktivis gerakan sosial yang juga bakal calon anggota DPD RI asal Sumatera Utara itu akan merilis buku pertamanya.

Buku yang ditulis awal 2016 lalu itu berjudul ‘Kita Telah Mati’. Buku itu akan mengupas soal ideologi Pancasila lewat kacamata kritis. Rencananya, peluncuran sekaligus bedah buku akan digelar di Kampus Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) USU. Tempat dimana Dadang sehari-hari mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar.

Dalam bukunya, Dadang akan menguak semuanya. Seperti sejarah yang dilewatinya selama hidup di dunia gerakan. Dia tidak mau, lintasan sejarah dalam benak pikirannya hilang begitu saja.

“Kita menyadari, pikiran mengenai kehidupan pasti terus terjadi pergejolakan. Namun itu hilang dan lenyap begitu saja. Lewat buku ini, kita bisa mengenang memori, sejarah yang pernah terjadi,” kata Dadang, di Medan, Minggu (19/08/2018).

Dia membantah kalau peluncuran bukunya itu dikaitkan dengan pencalonan dirinya sebagai senator. Dia tidak ingin, masyarakat berpikir bahwa peluncuran buku besok hanya untuk mendongkrak popularitasnya. “Niatnya bukan karena saya maju DPD. Buku ini saya tulis jauh sebelum saya memutuskan maju ke DPD,” tukasnya.

Buku yang ditulis Dadang, memantik komentar dari Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik. Mantan aktivis HMI itu mengapresiasi tilisan Dadang, mengupas banyak sisi. Mulai dari Politik, agama, manusia, dan Tuhan.

“Buku ini berisi kegelisahan panjang aktivis-intelektual Muslim, Dadang Darmawan . Kegelisahan penulis terasa menghujam ke lubuk pemikiran dan kegetiran ide yang parah dan bahkan seolah tak menyisakan harapan,” ujar Taufan.

Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Dadang Darmawan Pasaribu menempati urutan pertama sebagai calon senator termiskin. Hartanya tercatat minus Rp158 juta. Namun dia tidak khawatir. Bagi mantan Ketua Badko HMI Sumut itu uang bukan penentu dan segalanya. “Tuhan dan teman adalah modal kita. Sehingga kita optimis.(as-01)