ASARPUA.com – Sergai – General Assembly Tourism Promotion Organization Asia Pasific (TPO-AP) resmi ditutup oleh Walikota Oh Keo Don di Paradise Hotel Kota Busan, Jumat (27/09/2019) malam.
Event dua tahunan tersebut telah dihadiri anggota sebanyak 124 city members dari Asia Pasific.
Indonesia hadir dengan sepuluh kabupaten/kota dan Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Sedangkan Kota Surabaya adalah anggota TPO dan telah menjadi “sister city ” Kota Busan selama 25 tahun, kata Bupati Sergai Ir H Soekirman yang disampaikan kepada Kadis Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Drs H Akmal, M.Si melalui WhatsApp langsung dari Busan, Sabtu (28/09/2019).
Menjelang penutupan event tersebut, Gubsu Edy Ramayadi melalui Ria Telaumbanua Kadis Pariwisata Sumut mengemukakan bahwa Pemprovsu akan bergotong royong dengan kabupaten/kota untuk mensukseskan TPO dimaksud. Selanjutnya General Secretary Mr Kim Soo Il menyerahkan bendera TPO kepada Provsu untuk dikibarkan dan disukseskan bersama.
Dihal lain Ir H Soekirman menyongsong General Assembly TPO 2021, Sergai mengandalkan Wisata Desa dengan menitikberatkan pada Wisata Pangan atau Wisata Tani, dan Wisata Budaya. Jargon Pangan, Pariwisat, dan Budaya (Pataya) semua akan jadi modal Sergai menggaet wisata domestik dan bangsa serumpun Malaysia.
Lebih lanjut dijelaskan Soekirman, terdapat tiga negara bagian yang sepakat untuk pertukaran pelancong yakni Kotabahru Kelantan, Taiping dan Kuala Kangsar Perak. Dalam waktu dekat akan dijajaki agar kedua bangsa serumpun saling jual beli paket wisata yang tersedia.
Bupati mengaku tidak mudah menjadikan suatu desa sebagai obyek wisata. Plenary Session Sergai mengemukakan kekhawatiran atas generasi milenium yang ternyata paling tinggi jumlahnya disektor pariwisata hingga 70 persen. Sayang dengan teknologi informasi (IT) mereka umumnya less of social touch, kurang sentuhan sosial dan budaya masyarakat.
“Mereka asyik dengan gadget hingga melupakan social behaviour dan interaksi. Jangankan bangun asimilasi atau akulturasi budaya, bangun inter relasi pun hanya pada teman dalam grup virtual saja,” katanya.
Oleh karenanya, hal inilah yang hendak dimanfaatkan dengan menjual Paket Wisata Desa, agar generasi milenium sambil melancong melihat realitas sosial, down to the earth.
Hal senada juga diamini oleh praktisi wisata Nepal yang terkenal dengan ekowisata dan budaya. Mereka menyatakan taraf hubungan generasi milenial dengan gadget telah mengancam pelestarian adat dan budaya. Dengan demikian apa yang dipaparkan Sergai merupakan upaya restorasi budaya masyarakat melalui pengembangan wisata desa.
“Mudah-mudahan apa yang dihasilkan plenary session dan paralel session dalam TPO Asia Pasific akan mendorong desainer di Sergai lebih bersemangat dalam mengembangkan industri jasa tersebut,” ucapnya penuh harap.
Bupati Soekirman yang hadir didampingi Ketua TP PKK Ny Hj Marliah Soekirman dan Kadis Poraparbud Sudarno, SSos, bercerita dengan iringan lagu sendu “arirang” yang dinyanyikan anak pelajar Kota Busan, peserta 9th GA Asia Pasific larut dalam keharuan yang dalam dan semangat persahabatan untuk saling menghidupkan pariwisata dan meraih kemakmuran negara.
Tiada pandang beda bangsa, agama dan politik, Arirang yang merupakan lagu sendu mengingatkan masyarakat Korea yang dulu miskin, tertekan korban perang, dan tiada sempat membalas penjajah, kini terbalaskan dengan kerja keras sampai berhasil menjadi negara kaya dan diperhitungkan di dunia.
“Semangat Arirang, semangat kota Busan.Good Bye kota Busan.
Welcome Sumut,” kenang Bupati Soekirman. (as-arifin)