asarpua.com

5 Kebijakan Baru Arab Saudi untuk Perempuan, Boleh Menyetir hingga Jadi Tentara

ASARPUA.com – Pemerintah Arab Saudi telah mengumumkan sejumlah kebijakan baru yang dikhususkan untuk perempuan di Arab Saudi.

Saat ini, mereka diberi kelonggaran untuk menyetir, menonton sepak bola di stadion, dan beberapa hal lain yang sebelumnya dilarang.

Selengkapnya, berikut 5 kebijakan baru Pemerintah Arab Saudi untuk perempuan, dirangkum dari sejumlah pemberitaan sumber Kompas.com.

1. Perempuan boleh menyetir:
Riyadh mengumumkan pencabutan larangan bagi perempuan untuk mengemudikan mobil terhitung sejak 24 Juni 2018.

Larangan ini sebelumnya telah berlangsung selama beberapa dekade terakhir.

Sebagai langkah awal pencabutan larangan ini, Arab Saudi mengeluarkan Surat Izin Mengemudi (SIM) untuk 10 perempuan pada 4 Juni 2018.

Langkah ini kemudian membuat masyarakat berbondong-bondong menukarkan SIM internasional mereka dengan lisensi Saudi.

Sosiolog Arab Saudi, Mona Salahuddin Al-Munanjjeed mengatakan, kelonggaran dalam mengemudi nantinya akan memberi perubahan besar [ada level ekonomi dan sosial.

Mona menjelaskan, jika seorang perempuan diizinkan membawa mobil, mereka tidak perlu mengeluarkan uang lebih untuk membayar jasa sopir ke suatu tempat, bahkan mengantar-jemput anak-anak.

Uang tersebut bisa digunakan untuk membeli keperluan lainnya.

2. Perempuan boleh menonton di stadion sepak bola:
Pada awal 2018, Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan kebijakan bahwa perempuan diizinkan menonton pertandingan sepak bola secara langsung di stadion.

Menurut keterangan dari Kantor Kementerian Informasi Arab Saudi, kebijakan tersebut berlaku sejak 12 Januari 2018.

“Pertandingan pertama yang bakal ditonton warga perempuan adalah Al Ahli melawan Al Batin,” ujar pihak Kementerian Informasi dalam pernyataannya.

Pertandingan itu dinilai momen yang spesial, sebab acara dilangsungkan di Ibu Kota Riyadh.

Setelah itu, perempuan juga diperbolehkan menonton di stadion Jedah dan Dammam.

3. Perempuan boleh pergi tanpa izin wali:
Kebijakan lain yang diumumkan oleh Pemerintah Arab Saudi adalah adanya perubahan dalam sistem perwalian.

Sebelumnya, setiap perempuan membutuhkan izin dari ayah, suami, maupun kerabat pria jika hendak melakukan sesuatu.

Penerapan sistem lama itu dilaporkan mengundang kecaman dari dunia internasional dan dinilai sebagai salah satu alasan yang mendorong warga perempuan keluar dari Arab Saudi.

Kini, pemerintah telah memberikan izin kepada perempuan untuk berpergian ke luar negeri tanpa izin wali pria bagi mereka yang berusia di atas 21 tahun.

Namun, izin tetap diperlukan bagi perempuan yang belum berusia 21 tahun.

Kemudian, reformasi dalam sistem perwalian juga memungkinkan bagi perempuan diakui sebagai wali bagi anak yang belum dewasa.

Media pemerintah menyebutkan, perubahan besar ini akan memberi perempuan Arab Saudi otonomi dan mobilitas yang lebih besar, dan dianggap “batu loncatan besar”.

4. Perempuan boleh menginap di hotel sendirian
Pada 06 Oktober 2019, Pemerintah Arab Saudi kembali mengeluarkan kebijakan baru.

Kali ini di bidang pariwisata, yakni ibu kota Riyadh membolehkan pasangan turis asing tanpa hubungan pernikahan untuk menyewa kamar hotel bersama.

Tak hanya itu, pihak otoritas pariwisata juga mengumumkan, perempuan warga Arab Saudi yang bepergian seorang diri diperbolehkan untuk menginap di hotel hanya dengan menunjukkan kartu identitas yang masih berlaku.

Selama ini, perempuan Saudi tidak diperbolehkan menginap seorang diri di hotel.

Jika ia membawa pasangan, harus menunjukkan bukti surat resmi bahwa mereka sudah menikah.

Reformasi baru selanjutnya, yakni pemerintah membuka pintu bagi wisatawan dan menawarkan visa turis untuk pertama kalinya pada 27 September 2019.

Adapun penerbitan visa ini sebelumnya digunakan untuk peziarah Muslim, pekerja asing, dan penonton acara olahraga atau kebudayaan.

Kebijakan baru ini disinyalir menghidupkan perekonomian pariwisata di Arab Saudi.

Dilaporkan, kebijakan baru ini membuahkan hasil yang memuaskan.

Dalam kurun waktu 10 hari setelah penawaran visa turis, sebanyak 24.000 turis berbagai negara datang ke Arab-Saudi untuk berwisata.

5. Perempuan diizinkan jadi tentara:
Tidak hanya memperbarui kebijakan di bidang pariwisata, Pemerintah Arab Saudi juga mengumumkan bahwa perempuan diizinkan berdinas sebagai tentara pada Rabu (09/10/2019).

Diketahui, hal tersebut merupakan langkah terbaru dari rangkaian tindakan untuk meningkatkan hak-hak perempuan di kerajaan.

Ke depannya, perempuan Saudi yang berminat menjadi tentara bisa mengabdi dengan pangkat prajurit kelas satu, kopral, ataupun sersan.

Selain itu, berdasarkan keterangan dari Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, diizinkannya perempuan menjadi tentara merupakan langkah lain untuk pemberdayaan.

Sementara, negara yang dikenal konservatif itu memperbolehkan kalangan perempuan untuk bergabung dalam kesatuan sejak tahun lalu.

(Sumber: Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo, Agni Vidya)

Related News

DPRD Medan Minta Pemko Berlakukan Perda Retribusi Perhubungan

Redaksi

Puluhan Nande Desa Nageri Ngadu ke Bupati Terkait Kades Arogan

Redaksi

Plt Walikota Minta Dukungan DPD RI Bangun Kota Medan

Redaksi