asarpua.com

Lalat Mewabah, Warga Tuding Pabrik dan Ternak Ayam Pemicunya 

asarpua.com, STM Hilir – Sejumlah Warga Desa di Kecamatan STM Hilir yang berdekatan dengan lokasi PKS PT LAB  dan ternak ayam mengeluhkan wabah lalat yang menyerang pemukiman warga.
PKS PT LAB yang berdiri di Dusun I Desa Negara Beringin, Kabupaten Deli Serdang sudah berulang kali disoal warga. Namun perusahaan pengolahan kelapa sawit ini seperti kebal hukum. Imbasnya warga yang sengsara.
Serbuan ribuan lalat yang diduga berasal dari kolam limbah pabrik pengolahan minyak mentah kelapa sawit dan sejumlah pengusaha ternak ayam yang ada di wilayah tersebut.

“Setiap hari kami membunuh lalat tetapi datang lagi lalat dalam jumlah besar sehingga sangat menganggu,” kata warga Desa Talun Kenas kepada sejumlah wartawan, Jumat (15/06/2018).

Ia mengatakan, sudah sejak dua bulan terakhir ini banyak lalat di
pemukiman penduduk di wilayahnya. Semakin hari jumlah lalat tersebut semakin banyak.

Kondisi serupa pernah terjadi pada tahun sebelumnya, tetapi bisa ditangani karena pihak pengusaha ternak ayam menyemprotkan racun kelalat di sepanjang rumah penduduk maupun lokasi limbah
pembuangan.

“Lalat yang ada sekarang ini pun kami warga menduga kalau lalat itu berasal dari kolam limbah pabrik Kelapa Sawit dan ternak ayam,” ujar Barus, L.Berutu yang diamini M.Tumanggor dan puluhan warga lainnya.

Saat ini, katanya, dia hanya bisa menangani lalat yang berkeliaran di rumahnya saja, itupun hanya bersifat sementara. Setelah itu lalat datang lagi. Ia minta dinas terkait melakukan pemeriksaan ke PKS PT LAB dan sejumlah ternak ayam yang ada di Kecamatan STM Hilir. Diduga keras tidak punya izin.  Warga mintaagar pengusaha menyemprotkan racun di kolam limbah membasmi lalat.

“Karena lalat itu berasal dari kolam limbah pabrik tersebut, jadi seharusnya pihak pabrik yang menyemprotkan racun,” ujarnya.

Jumlah lalat sangat banyak dan hinggap di pekarangan bahkan sampai masuk dalam rumah warga. “Ngeri melihatnya, kalau berkerumun tampak menghitam karena jumlahnya banyak sekali”, ujar Barus.

Kendati demikian, meskipun masyarakat sudah beberapa kali melaporkan keluhan serangan lalat ini kepada pihak pemerintah Kabupaten Deliserdang melalui Dinas Pertanian dan Perternakan dan pihak perusahaan untuk melakukan pembasmian, tetapi sejauh ini belum ada upaya yang dilakukan secara maksimal oleh sejumlah pengusaha yang ada di daerah ini.

“Serangan lalat yang menyerang permukiman warga sudah terjadi
bertahun-tahun, ketika pengusaha mengelola ayam potong. Sebelumnya, ketika perusahaan tersebut belum berdiri, tidak pernah terjadi seperti ini,” ungkap Mardinah Br Lubis seorang mahasiswi didampingi Dian Br Barus Perwakilan Masyarakat sekaligus Tokoh Pemuda

Pada hal kata dia, sebelum mendirikan membangun peternakan pengusaha harus menyiapkan sejumlah persyaratan terkait dokumen perizinan. Namun hal tersebut diduga tidak dimiliki pengusaha. Apa karena peternakan itu punya beking orang berpangkat, preman dan oknum ketua OKP maka perusahaan dibiarkan berdiri walaupun tidak punya izin.

Menanggapi keluhan warga tentang hama lalat, Camat STM Hilir Chairul Saleh mengungkapkan kalau sejauh ini pihaknya belum ada menerima laporan atau pengaduan warga terkait kerumunan lalat disebagian permukiman warga.

Namun pihaknya segera akan melakukan pemangilan terhadap seluruh pengusaha dan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mencari penyelesaiannya, kata camat. (as-jombo)

Teks Foto: Salah seorang pengusaha rumah makan memperlihatkan banyaknya lalat. (Foto.asarpua.com/Mberngap Ginting

Related News

Kades Minta Wartawan Tidak Berlebihan Mengekspos Proyek Dana Desa

Redaksi

Pemprovsu Serius Bangunan Infrastruktur Hingga Pelosok

Redaksi

Satpam PT KIS Ditikam 18 Liang

Redaksi