asarpua.com

Saatnya Wujudkan Lingkungan Produktif Melalui Kearifan Lokal

ASARPUA.com – Medan – Wakil Dekan I Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Prof DR Ing Ir Johannes Tarigan menyampaikan kearifan lokal adalah pandangan dari suatu tempat yang bersifat bijaksana dan bernilai, baik yang diikuti dan dipercayai oleh masyarakat di suatu tempat tersebut dan sudah diikuti secara turun temurun.

“Kearifan lokal tersebut menjadi penting dan bermanfaat hanya ketika masyarakat lokal yang mewarisi sistem pengetahuan itu mau menerima dan mengklaim hal itu sebagai bagian dari kehidupan mereka,” kata Johanes Tarigan ahli bangunan tahan gempa yang sudah teruji secara nasional, pada acara Seminar Nasional “Kearifan Lokal dalam Mewujudkan Lingkungan yang Produktif” Kamis (23/01/2019) di Ruang Senat Biro Rektor Universitas Sumatera Utara (USU).

Dengan cara mewarisi pengetahuan scara turun temurun, kearifan lokal dapat disebut sebagai jiwa dari budaya lokal. Hal itu dapat dilihat dari ekspresi kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari karena telah terinternalisasi dengan sangat baik. Setiap bagian dari kehidupan masyarakat local tersebut akan selalu berhubungan dengan lingkungan hidup.

Indonesia sebagai negara yang berada di jalur cincin api atau Ring Of Fire, memiliki sejarah yang panjang dengan berbagai bentuk bencana. Belajar dari pengalaman tersebut, maka nenek moyang bangsa ini telah mengerti bahwa untuk bisa hidup berdampingan dengan alam, manusia tidak usah melawan kodrat yang telah ditentukan oleh alam. Manusia itu sendiri harus mampu membuat berbagai bentuk kearifan lokal sehingga alam menjadi sahabat kita, katanya.

Kearifan lokal akan selalu terhubung pada kehidupan manusia yang hidup di lingkungan yang arif. Karena lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda yang berada didalamnya baik itu makhluk hidup maupun benda mati,” ungkapnya.

Sementara Plt. Kadis Pendidikan Kota Medan Marasutan Harahap menjelaskan bahwa salah satu bentuk kearifan lokal bisa dilihat dalam hal arsitektur tradisional bangunan di tanah air ini. Contohnya adalah rumah-rumah tradisional yang dibangun dengan kokoh walaupun tanpa menggunakan paku.

“Saya berharap kegiatan ini akan mampu menjadi awal untuk kita kembali menggali nilai-nilai kearifan lokal para leluhur kita, utamanya dalam segi teknik arsitektur,” kata dia.

Selain Prof Johannes Tarigan adapun yang menjadi narasumber dalam seminar ini adalah Prof Ir. Iwan Sudrajat, M.AA, PhD, Ir. Nurlisa Ginting,MSc PhD, Ir Gregorius Antar Awal, IAI, para pemakala dari Universitas se-Indonesia, dan para mahasiswa Fakultas Teknik USU. (as-01)

Related News

Wagubsu Berharap Mahasiswa Teknik USU Terus Tingkatkan Inovasi

Redaksi

Lulusan Anestesiologi Sangat Dibutuhkan di Indonesia

Redaksi

Prof Runtung Sitepu: Keberadaan USU Harus Dirasakan Masyarakat

Redaksi