asarpua.com

Napak Tilas Karo Area Kunjungi Monumen Perjuangan

ASARPUA.com – Kuta Buluh Simole – Napak Tilas Karo Area yang mengunjungi 4 (empat) area tempat pertempuran di wilayah Karo Area sebagai upaya untuk merekonstruksi kembali nilai-nilai kejuangan para pejuang untuk diwariskan kepada generasi muda. Demikian disampaikan Ketua Panitia sekaligus Penggagas Napak Tilas Karo Area Tahun 2019 Ir Jonathan Tarigan, di Kantor Camat Kuta Buluh Simole, Rabu (14/08/2019)

Dihadapan seratusan peserta Napak Tilas Karo Area, Jonathan Tarigan memaparkan bahwa peserta terdiri dari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Medan yang dipimpin langsung oleh Ketuanya Mayor Sumbat Sembiring dan Ketua Persatuan Isteri Veteran Kota Medan Ny Rahel Tarigan beserta tim, Anggota LVRI Kabupaten Karo, Komunitas Penulis Kota Medan (KPM), Mapancas, Pelajar SMA, dan para Pewaris Nilai Heroisme Kejuangan Karo Area semua bersemangat mengunjungi monument sebagai titik pertempuran. 

Rute napak tilas pertama di situs pertempuran di Sukaramai. Di Lokasi Monumen Sukaramai ini terjadi pertempuran yang seru antara pasukan gerilya dari Sektor III Sub Teritorial (Subter) VII Komando Sumatera (Napindo Halilintar) Pimpinan Mayor Selamat Ginting alias Pa Kilap dengan tentara kolonialis Belanda.

Di Sukaramai ini juga ikut serta para pejuang Bagura (Barisan Gurila Rakyat) dari Gayo di bawah kepemimpinan Illyas Leube yang sangat heroik. Disinilah gugur salah seorang anak buah Illyas Leube pejuang dari Gayo bernama Pang Aman Dimot yang dikenal kebal dengan senjata dan pemberani sesuai julukannya ‘Pang’ yang artinya pemberani (bahasa Gayo dan Karo). Dia tidak pernah takut menghadapi musuh meskipun dalam perang terbuka.  

Menurut ceritanya Pang Aman Dimot berani perang hadap-hadapan (head to head). Dalam sebuah perang terbuka Pang Aman Dimot membuat pasukan Belanda terdesak dan banyak korban dipihak Belanda. Namun tidak lama kemudian datang bantuan tentera Belanda di situ dua kawannya tewas di Sukaramai. Pang Aman Dimot juga meninggal Sukaramai, karena dia dilindas tank Belanda. 

Selanjutnya rute kedua monument Halilintar di Bertah. Di monumen Sektor III Napindo Hlilintar. Monumen ini dan kawasan sekitarnya juga merupakan Medan pertempuran yang seru dan sengit antara sektot III melawan Belanda. Disinilah gugurnya Kapten Pala Bangun pada 07 Mei 1949 Komandan Batalyon I. Di Desa Bertah monumen Perjuangan Sektor III Halilintar  menyimpan memori heroisme ribuan Laskar Pejuang Karo.

Kemudian Napak Tilas dilanjutkan ke Uruk Ndaholi di Bintang Meriah. Kunjungan situs keti Kuta Buluh Simole dan sekitarnya. Di sini ada pertepuran mulai dari Kite Kambing kemudian Lau Jering (Desa Nari Gunung), Bintang Meriah dan Pos Komando Belanda di Kuta Buluh. Di kawasan ini gugur Letnan Kumpul Sembiring seorang ahli penembak pesawat. 

Khusus di Desa Kuta Buluh ditetapkan sebagi puncak acara Napak Tilas Karo Area dengan membuat acara mengadakan pertemuan LVRI Kota Medan, LVRI Kabupaten Karo dan para veteran di sekecamatan Kuta Buluh bersama keluarga Pahlawan Pemberani dari keluarga Letnan Kumpul Sembiring yang gugur secara heroik dari serangan udara tentara Belanda. 

Selanjutnya Ketua LVRI Kota Medan Mayor (Purn) Sumbat Sembiring menjelaskan bahwa kegiatan Napak Tilas Karo Area ini dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT ke74 RI dengan mengunjungi monument perjuangan yang menjadi rute-rute Napak Tilas yang dimulai dari daerah perjuangan Sukaramai, Bertah Monumen Halilintar, Uruk Ndaholi di Bintang Meriah dan berakhir di Kuta Buluh Simole di monument Tugu Bambu Runcing dan diterima oleh Camat Kuta Buluh Simole Josua Sebayang dan Keluarga Veteran Rukun Sembiring.

“Perjuangan masa lalu menjadi warisan generasi masa sekarang. Semoga para generasi  dapat mewarisi perjuangan yang tanpa pamrih dan penuh semangat. Untuk itu kita selalu harus bersyukur masih diberi kesehatan sampai saat ini,” demikian Kumpul Sembiring Ketua LVRI Kota Medan.

Sebelumnya Camat Kuta Buluh Simole Josua Sebayang mengapresiasi acara Napak Tilas Karo Area yang digelar bersama LVRI Kota Medan dan Kabupaten Karo. Semoga kepedulian kita sama para pejuang dari LVRI ini dapat terus berkelanjutan dan kita menjadi pewaris perjuangan mereka. 

Jonathan Tarigan selaku putra gerilyawan pejuang Resimen IV Divisi 10 yang ketika itu Komandan Gerilyanya Kapten Nelang Sembiring menjelaskan bahwa Palagan Pertempuran Karo Area itu sangat strategis dan taktis, di Konfrensi Meja Bundar (KMB) 1949 Den Haag sebagai bagian dari daerah modal adalah daerah yang tidak jatuh di dalam penguasaan Belanda. Sementara itu daerah-daerah lain di Indonesia sudah dikuasai oleh Belanda. 

Dengan demikian secara defakto tesis Belanda yang menyatakan bahwa Republik Indonesia sudah dikuasai sepenuhnya oleh Belanda, menjadi gugur. Keberadaan daerah modal inilah akhirnya membawa kepada pengakuan Belanda di KMB. Selanjutnya pada Januari 1950 masuklah pasukan Indonesia dari Tanah Karo Kompi Sinambung ke Medan yang dipimpin oleh Letnan Raja Sahnan yang terakhir berpangkat Letjen, demikian Jonathan Tarigan.

Selanjutnya Ketua Komunitas Penulis Kota Medan (KPM) Tania Depari dalam kesempatan itu mengatakan akan menviralkan nilai-nilai kejuangan melalui tulisan-tulisan yang inspiratif dalam upaya mewariskan nilai-nilai heroisme kejuangan dari Karo Area untuk para generasi Muda Indonesia.

Dalam kesempatan itu Petrus Barus selaku anak pejuang juga mengatakan Napak Tilas Karo Area adalah menyangkut nilai-nilai patriotisme perjuangan. Dan nilai-nilai kejuangan ini harus diteruskan oleh para pewarisnya guna mengisi kemerdekaan yang telah kita miliki seperti sekarang ini.

“Semoga kita semua anak bangsa selalu mengenang dan mengingat perjuangan para pejuang bangsa dan mewarisi nilai-nilai kejuangan itu untuk diamalkan,” tandas Petrus Barus yang biasa disapa Pepeng ini.

Turut hadir para pewaris nilai-nilai kejuangan itu antara lain, Daniel Sitepu, Benyamin Sukatendel, Ralo Sebayang, Petrus Pepeng Barus, Rukun Sembiring, Rayendra Ginting, Inganta Taigan, Lia Hambali, Rafael Ginting, Robert Beres Tarigan. (Asarpua)

Related News

Rapat di Istana Negara, Pj Gubsu Laporkan Persiapan PON Tidak Ada Kendala Serius

Redaksi

Prof Syawal Gultom: Unimed Harus Lahirkan Lulusan Hebat

Redaksi

Komisi B DPRD Medan Panggil Kasek Sekecamatan Medan Labuhan

Redaksi