asarpua.com

Abaikan Banjir, Pemko Medan Bangun Pedestrian Semulus Lantai Rumah Kelas Menengah

ASARPUA.com -Medan – Pemko Medan melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan terkesan mengabaikan banjir yang menjadi momok seluruh warga kota. Tak perlu hujan berjam jam, setengah jam saja hujan deras Kota Medan pasti banjir sampai ke sudut kota. Pun demikian tak masalah yang penting bagi Dinas PU ada areal pedestrian dibeberapa ruas jalan di inti kota yang terlihat cantik dan mulus seperti mulusnya lantai rumah kelas menengah.

Katanya jalur ini diperuntukkan bagi pejalan kaki (pedestrian) namun toh nyatanya dibeberapa lokasi berubah jadi jalur khusus para pemakai kereta (sepeda motor). Inikah hasil kerja Dinas PU Kota Medan yang anggarannya terbesar diantara dinas dinas lain yang ada di Pemko Medan? Fakta yang lalu lalu pedestrian yang dibangun di atas parit umurnya tak pernah sampai dua tahun lalu “dibal bal’ sampai tak berbentuk untuk mengorek parit di bawah yang sangat cepat mengalami pendangkalan (sedimen).

Lalu mengapa mesti menumpahkan anggaran membangun pedestrian secantik dan semulus ini. Apa memang begini gaya Pemko Medan Cq Dinas PU menanggulangi banjir. Entahlah nanti panjangkalipun berita ini dibilang pulak ASARPUA anti pembangunan, anti keindahan, tidak mendukung Medan Rumah Kita.

Beginilah kebanggaan dan hasil kerja berbulan bulan beratus juta anggaran dialokasikan Dinas PU Kota Medan membangun jalur pedestrian (trotoar)  sepanjang ribuan meter di sejumlah titik di Kota Medan. Pembangunan katanya pedestrian ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan sekaligus melindungi masyarakat pejalan kaki dari kenderaan-kenderaan  yang melintas di jalan

Ada lima segmen pembangunan  pedestrian yang dilakukan, segmen pertama trotoar seputaran Rumah Dinas Gubernur Sumut Jalan Sudirman sepanjang 495 meter. Segmen kedua pemabngunan trotoar di kawasan Taman Beringin Jalan Sudirman/Jalan T Cik Ditiro sepanjang 257,7 meter.

Kemudian segmen ketiga Taman Segitiga sepanjang 168,9 meter, lalu segmen keempat pembangunan jalur pedestrian di Jalan Cik Ditiro sampai Jalan Uskup Agung sepanjang 231 meter dan segmen kelima yakni pembangunan jalur pedestrian Jalan Uskup Agung sampai Jalan Diponegoro sepanjang 143 meter.

“Total panjang pembangunan jalur pedestrian yang kita lakukan tahun 2018 sepanjang 1259,6 meter, sedangkan lebarnya bervariasi  mulai 2-4 meter, tergantung dari kondisi jalan masing-masing. Dengan kehadfiran pedestrian ini, kita harapkan masyarakat pejalan kaki merasa aman dan nyaman ketika melintasinya,” kata Kadis PU Kota Medan Khairul Syahnan di Medan, Senin (07/01/2019).

Guna memberikan kenyamanan sekaligus mendukung keindahan estetika kota, Syahnan menjelaskan, jalur pedestrian yang dibangun itu menggunakan campuran batu alam, batu guli dan kerikil. Di samping itu juga jalur pedestrian yang dibangun juga sangat ramah bagi para penyandang disabilitas.

“Jalur pedestrian yang dibangun ini tengahnya kita pasang guiding block bewarna kuning. Kehadiran guiding block dengan garis lurus dan bertekstur bulat ini berfungsi sebagai jalur penuntun dan petunjung bagi para penyandang disabilitas, khususnya tunanetra. Dengan demikian para penyandang disabilitas  bisa melintasi jalur pedestrian dengan aman dan nyaman,” jelasnya.

Syahnan menjelaskan, pembangunan  jalur pedestrian dilakukan selama tiga bulan mulai September sampai Desember. Umumnya jalur pedestrian yang dibangun itu merupakan kawasan dengan volume kenderaan cukup tinggi sehingga rentan terjadinya kecelakaan arus lalu-lintas.

Pasca selesainya pembangunan jalur pedestrian ini, Syahnan pun berharap agar fungsinya tetap menjadi jalur bagi masyarakat pejalan kaki. Oleh karenanya dia berharap agar OPD terkait untuk ikut menjaga dan mengawasinya sehingga tidak difungsikan sebagai tempat parkir kenderaan bermotor maupun tempat lapak berjualan bagi pedagang kaki lima.

“Apabila fungsi pedestrian berubah tentunya akan menganggu ketenangan dan kenyamanan bagi masyarakat pejalan kaki. Di samping itu tentunya dapat mempercepat rusaknya jalur pedestrian, terutama bila dipergunakan untuk tempat parkir kenderaan bermotor baik roda dua maupun empat. Sebab, kehadiran jalur pedestrian ini untuk melindungi hak-hak  masyarakat pejalan kaki,” pungkasnya.

Berdasarkan amatan ASARPUA, jalur pedestrian yang telah selesai dibangun Dinas PU tersebut kini telah ramai digunakan pejalan kaki secara bersamaan dengan pengendara kereta. Bahkan di Jalan Dr Mansur Simpang Kampus sudah dipakai pedagang untuk berjualan terlihat mereka sangat nyaman menikmati pedestrian untuk para pedagang kereta sorong. Kejadian serupa juga dibeberapa titik pedestrian lainnya. (as-01)