asarpua.com

Genjot Pariwisata Sumut Melalui Tiga Destinasi Percontohan

ASARPUA.com – Medan -Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) di bawah kepemimpinan Gubernur Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah komitmen untuk mempercepat pengembangan sektor pariwisata. Selain fokus membangun pariwisata Danau Toba sebagai destinasi kelas dunia, Pemprov juga mengembangkan 3 destinasi wisata menjadi percontohan.

Bukan tanpa alasan, pariwisata menjadi prospek menjanjikan di masa mendatang. Bahkan di sejumlah negara, pariwisata menjadi salah satu mesin penggerak perekonomian, yang terbukti mampu memberikan kontribusi terhadap kemakmuran rakyatnya.

Tidak hanya mengandalkan wisata alam, sejumlah negara maju bahkan berlomba membangun objek wisata baru yang lebih modern dengan mengaplikasikan teknologi canggih.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata Arief Yahya dan seluruh Bupati se-Kawasan Danau Toba, pada acara peresmian kawasan Toba Caldera Resort, di The Kaldera Toba Nomadic Escape, Ajibata, Toba Samosir, Senin (14/10/2019). (Foto. ASARPUA.com/humpes)

Pariwisata diyakini mampu menggairahkan aktivitas bisnis untuk menghasilkan manfaat sosial, budaya, dan ekonomi yang signifikan bagi suatu negara. Selain meningkatkan pemasukan devisa, pariwisata juga dapat mendorong sektor lain untuk berkembang.

Secara ekonomi pariwisata sejatinya berdampak positif terhadap suatu daerah, dan juga negara. Dampak positif itu antara lain, (1) mendatangkan devisa bagi negara melalui penukaran mata uang asing di daerah tujuan wisata, (2) pasar potensial bagi produk barang dan jasa masyarakat setempat, (3) meningkatkan pendapatan masyarakat yang kegiatannya terkait langsung atau tidak langsung dengan jasa pariwisata, (4) memperluas penciptaan kesempatan kerja, baik pada sektor-sektor yang terkait langsung seperti perhotelan, restoran, agen perjalanan, maupun pada sektor-sektor yang tidak terkait langsung seperti industri kerajinan, penyediaan produk-produk pertanian, atraksi budaya, bisnis eceran, jasa-jasa lain dan sebagainya, (5) sumber pendapatan asli daerah (PAD), dan (6) merangsang kreaktivitas seniman, baik seniman pengrajin industri kecil maupun seniman ‘tabuh’ dan tayang diperuntukkan konsumsi wisatawan.

Pengembangan pariwisata ini juga sejalan dengan program pemerintah pusat yang menjadikan sektor pariwisata salah satu motor penggerak perekonomian di tengah gejolak ekonomi global. Untuk itu, Pemerintah telah menetapkan pembangunan 4 destinasi super prioritas masuk dalam kebijakan strategis dan mendapatkan alokasi khusus dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020. Yaitu Danau Toba di Sumut, Borobudur di Jateng, Mandalika di NTB, serta Labuan Bajo di NTT.

Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah melakukan kunjungan ke Tahura Bukit Barisan di Tongkoh Berastagi, Kabupaten Karo, Sabtu (10/08/2019). (Foto. ASARPUA.com/humpes)

Komitmen Pemprov Sumut

Komitmen terhadap pengembangan sektor pariwisata itu kembali ditegaskan Gubernur Edy Rahmayadi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata III, yang digelar Kementerian Pariwisata, di Swissotel, Pantai Indah Kapuk Avenue, Jakarta Utara, Rabu (11/9) lalu.

Gubernur memaparkan, untuk mendukung pengembangan pariwisata di daerah ini, khususnya desnitasi wisata super prioritas, terdapat tiga langkah prioritas yang akan dilakukan Pemprov Sumut. Pertama adalah atraksi, menurut Gubernur, Pemprov Sumut akan melakukan penghijauan alam Danau Toba. Serta melakukan penguatan budaya di daerah kawasan Danau Toba. Khususnya di 7 kabupaten yang ada di sekeliling Danau Toba.

Hal kedua adalah aksesibilitas. Pemprov Sumut akan mengupayakan transportasi dari dan menuju Danau Toba. “Aksesibilitas adalah transportasi mulai pesawat, kapal, hingga kendaraan darat yang bisa mengantar keliling Danau Toba, sehingga orang akan berminat dan menikmati kekayaan alam di seputaran Danau Toba,” katanya.

Terakhir, yang ke tiga adalah amenitas. Amenitas adalah penyediaan fasilitas pendukung wisatawan yang akan datang. Misalnya rumah makan, hotel, money changer, dan lain sebagainya. Hal itu dilakukan agar wisatawan mau datang dan berlama-lama di satu kawasan wisata.

Dalam satu kesempatan, Gubernur juga menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah pusat yang memprioritaskan pembangunan Danau Toba dengan dana yang cukup besar. “Saya sebagai gubernur dan rakyat Sumatera Utara, khususnya masyarakat di kawasan Danau Toba, berterima kasih dan sangat mendukung program pemerintah di Danau Toba,” ujar Gubernur.

Gubernur meyakini dengan dukungan pemerintah pusat, Danau Toba bisa jadi kawasan wisata yang menarik banyak wisatawan. Rencana penggelontoran anggaran sebesar Rp4,04 triliun untuk pembangunan infrastruktur dan utilitas dasar kawasan Danau Toba pada tahun 2020 sangat diapresiasi.

Keseriusan pemerintah membangun kawasan Danau Toba antara lain dengan diresmikannya Kawasan Toba Caldera Resort dan peletakan batu pertama pembangunan glamping, serta dimulainya pembangunan infrastruktur kawasan Danau Toba di lahan zona Otorita Danau Toba, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir,

Anggaran pemerintah pusat untuk pembangunan kawasan Danau Toba dibagi dalam beberapa kementerian. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) misalnya sebesar Rp1,06 triliun. Kemudian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik (PUPR) Rp2,5 triliun.

Selain itu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rp23 miliar, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes) Rp17 miliar, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Rp4,8 miliar, serta Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Rp400 miliar dan lainnya.

Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah pada acara pelatikan pengurus DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumut periode 2018-2023, di JW Marriot Hotel, Jalan Putri Hijau Medan, Kamis (31/10/2019). (Foto. ASARPUA.com/humpes)

Tiga Destinasi Percontohan

Selain Danau Toba yang menjadi salah satu program “Bali Baru” dari pemerintah pusat, Pemprov Sumut juga terus berupaya mengembangkan destinasi-destinasi wisata lainnya di daerah ini, antara lain melalui proyek percontohan tiga destinasi wisata. Yaitu Tangkahan dan Bukit Lawang di Kabupaten Langkat serta Berastagi di Kabupaten Karo.

Tiga destinasi wisata tersebut memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan menjadi unggulan. Antara lain, tiga destinasi tersebut memiliki keindahan alam yang luar biasa. Bukit Lawang yang berada di Desa Bahorok, Kecamatan Langkat, dan berjarak sekitar 80 kilometer dari Kota Medan ini, suasananya sejuk dan menyegarkan, lantaran termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.

Bukit Lawang ini juga merupakan tempat konservasi orangutan yang dilindungi, yaitu jenis Orangutan Sumatra yang nama Latinnya adalah Pongo Abelli. Tempat wisata ini juga memiliki lokasi yang sangat sejuk dan asri. Panorama di sekitarnya dikelilingi oleh hutan, sungai, dan juga pegunungan bukit barisan yang membentang sepanjang Pulau Sumatra.

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menghadiri rapat koordinasi nasional (Rakornas) Pariwisata III, di Swissotel, Pantai Indah Kapuk Avenue, Jakarta Utara, Rabu (11/9). Pada kesempatan itu Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi memaparkan dukungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut terkait desnitasi wisata super prioritas. (Foto. ASARPUA.com/humpes)

Begitu juga dengan Tangkahan, yang dijuluki turis sebagai surga tersembunyi, karena tidak banyak yang tahu ekowisata di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara ini. Padahal terdapat tempat-tempat indah dan asri yang bisa dijadikan tujuan wisata.

Tangkahan juga dikenal sebagai tempatnya gajah-gajah liar. Satu kegiatan unik yang jarang ditemukan di tempat wisata lain adalah kesempatan bisa memandikan gajah dan menungganginya sambil menjelajah hutan. Sungai yang berada di sini sangat jernih dan masih terjaga kebersihannya.

Berastagi yang berada di Kabupaten Karo, juga banyak menawarkan keindahan alam yang mempesona. Serta keindahan budaya yang memang sekarang sudah jarang sekali ditemukan.

Ketiganya dinilai sangat potensial, karena selama ini pengelolaannya tanpa sentuhan pemerintah, namun sudah menjadi tujuan wisatawan mancanegara. Sehingga dengan adanya peran pemerintah, diharapkan pertumbuhan ekonomi dari sektor ini bisa ditularkan ke daerah lain dengan berbagai unggulannya.

“Kita sudah pernah ketemu membahas potensi yang ada. Seperti pariwisata dan pertanian. Ternyata tiga lokasi pariwisata ini seperti tidak ada peran pemerintah. Karena itu kita ingin agar kita bisa membantu,” ujar Wagub Musa Rajekshah dalam Diskusi Kelompok Terarah (FGD) tentang Potensi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Gedung BI Sumut, Agustus lalu.

Menurut Wagub, Sumut bisa menggali dan mengembangkan potensi yang telah ada selama puluhan tahun di berbagai tempat, termasuk Bukit Lawang, Tangkahan dan Berastagi. Meskipun memiliki banyak keterbatasan pembangunan infrastruktur selama ini, namun tempat itu masih diminati oleh wisatawan khususnya mancanegara.

 

“Kenapa, potensinya luar biasa. Kita ambil contoh pantai dan danau, di luar negeri juga banyak, tetapi ada yang berbeda di sini. Begitu juga hutan, mereka (negara lain) juga mengelola hutannya sangat baik, tetapi kenapa datang ke tempat kita, karena di sana tidak ada Orang Utan. Artinya ini membuat kita seharusnya punya ‘PR’ (tugas) besar. Jadi semua OPD (Organisasi Perangkat Daerah) tidak boleh jalan masing-masing,” tegasnya.

Sumber Daya Pariwisata

Wagub juga menegaskan bahwa proyek percontohan (pilot project) di tiga lokasi ini bukan berarti mengesampingkan potensi wisata yang ada di daerah lain. Seluruh potensi yang ada akan menjadi perhatian pemerintah provinsi untuk dikembangkan, selain Danau Toba yang kini menjadi proyek strategis nasional.

“Bukan melupakan yang lain. Nanti ke depan kita akan lihat yang lainnya. Ini menjadi pilot project yang kita mau sinerginya OPD kita dan juga dengan mitra kita seperti BI dan OJK, dan mungkin nanti dengan TNI bisa membantu untuk penyuluhan dan hal lain. Ini harus kerja ‘keroyokan’,” jelasnya.

Pengembangan tiga destinasi wisata Tangkahan dan Bukit Lawang di Kabupaten Langkat serta Berastagi di Kabupaten Karo, diharapkan dapat menjadi percontohan bagi pengembangan destinasi wisata lainnya, dalam upaya menggejot pembangunan sektor pariwisata di daerah ini.

Diketahui, Provinsi Sumut yang memiliki luas daratan 72.981,23 km² dengan jumlah penduduk 14,42 juta jiwa (tahun 2018), banyak memiliki sumber daya pariwisata, baik wisata alam, kesenian tradisional, maupun wisata kota. Sedikitnya ada 25 tempat wisata yang menarik dikunjungi wisatawan.

Untuk wisata alam, Sumut memiliki Air Terjun Sipiso-piso yang berada dekat dengan Desa Tongging. Danau Linting di Kabupaten Deli Serdang. Salju Panas di Dolok Tinggi Raja. Aek Sijornih di Desa Aek Libung. Juga ada Pantai Lagundri dan Pantai Sorake di Kecamatan Teluk Dalam, Nias Selatan, serta berbagai objek wisata alam lainnya.

Sumut juga memiliki sedikitnya 30 tari tradisional yang mempesona. Di antaranya, tari tradisional Batak Toba, yakni tari Tortor Sawan Panguras dan Tari Tortor Somba. Tari tradisional Karo, yakni Tari Kuda-kuda dan Tari Gundala-gundala. Tarian tradisional Mandailing, di antaranya Tari Endeng-endeng dan Tari Guro-guro Aron Terang Bulan. Tarian tradisional Simalungun, di antaranya Tari Toping-toping dan Tari Haroan Bolon. Tarian tradisional Pakpak, yakni Tari Taktak Menapu Kopi dan Tari Taktak Renggisa. Tarian tradisional Nias, di antaranya Tari Perang dan Tari Moyo. Tarian tradisional Jawa, diantaranya tari Kuda Kepang dan Tari Jaipong. Tarian tradisional Melayu, di antaranya tari Serampang Dua Belas dan Tari Inang.

Sedangkan untuk wisata kota, hampir seluruh kota di Sumut memiliki daya tarik tersendiri. Seperti di Kota Medan, terdapat Istana Maimun, Masjid Raya Medan, Penangkaran Buaya Asam Kumbang, Rahmat International Wildlife Museum & Gallery, Rumah Tjong A Fie, Menara Air Tirtanadi serta beragam kuliner yang sudah diakui citarasanya.

Dukungan Semua Pihak

Namun, kaya akan sumber daya pariwisata belum menjamin berkembang dan majunya suatu daerah. Seluruh sumber daya dan potensi tersebut harus dikelola secara terintegrasi dalam konsep totalitas produk wisata, yang saling terkait dengan yang lainnya, yang akan mewujudkan kepuasan semua pihak.

Tentu hal tersebut tidak dapat dilakukan sendiri oleh Pemprov Sumut atau Gubernur dan Wagub. Keterlibatan semua pihak terkait, termasuk masyarakat sangat dibutuhkan untuk membangun sektor pariwisata di daerah ini.

Karena itu, dalam berbagai kesempatan Gubernur dan Wagub selalu mengajak seluruh pihak yang terkait untuk bersama-sama membangun pariwisata Sumut. Sehingga mampu mendatangkan banyak wisatawan ke daerah ini.

“Mendongkrak pertumbuhan pariwisata ini memang tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Butuh sinergi semua pihak, termasuk Asita Sumut,” ujar Wagub Musa Rajekshah ketika menghadiri acara pelantikan Pengurus DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumut periode (2018-2023), di JW Marriot Hotel, Jalan Putri Hijau Medan, Kamis (31/10) lalu.

Dukungan dan sinergi dari semua pihak terkait diyakini mampu mempercepat pembangunan sektor pariwisata dan mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya ke daerah ini.

Berdasarkan catatan BPS Sumut, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung di Sumut melalui 4 pintu masuk pada bulan Agustus 2019 mencapai 26.835 kunjungan, mengalami kenaikan 19,71 % dibandingkan yang datang pada bulan Juli 2019 mencapai 22.417 kunjungan.

Periode Agustus 2019, jumlah wisman yang berkunjung di Sumut mengalami kenaikan 11,61 % dibandingkan periode yang sama tahun 2018, yaitu dari 24.044 kunjungan tahun 2018 naik menjadi 26.835 kunjungan tahun 2019

Wisman dari Malaysia merupakan pengunjung yang terbanyak dengan 12.360 kunjungan atau 46,06 persen dari total wisman yang berkunjung di Sumut. Sementara itu, jumlah penumpang domestik yang berangkat dari Sumut melalui Bandara Internasional Kualanamu selama Agustus 2019 mencapai 225.363 orang, atau turun 4,51 % dibanding bulan Juli 2019 yang mencapai 236.008 orang.

Kunjungan wisatan ke Sumut diharapkan terus meningkat, seiring upaya serius Pemprov Sumut dan dukungan semua pihak yang terkait untuk mengembangkan destinasi-destinasi wisata di daerah ini. Sehingga berdampak poitif terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Sumut, serta terwujudkan Sumut yang Maju, Aman, Sejahtera dan Bermartabat.**