asarpua.com

KPW BI Sumut: Cabai Picu Inflasi Tinggi di Sumut

ASARPUA.com – Medan – Kepala BI Kantor Perwakilan Sumut Wiwiek Sisto Widayat mengatakan, terkait inflasi yang tinggi di Sumatera Utara karena cabai merah. Padahal cabai merah banyak di Sumut, Wiwiek mengatakan, sebenarnya hal ini terkait dengan masalah pemasarannya. Meskipun cabai merah banyak di Sumut tetapi tidak semuanya dipasarkan di Sumut, tetapi dipasarkan ke provinsi lain, sehingga di Sumut menjadi kekurangan.

Hal itu dikatakann Wiwiek Sisto Widayat sela-sela Rakor Pemda Se-Sumut 2019, di Gedung Bank Indonesia. Rapat Koordinasi tersebut digelar Bank Indonesia bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Direktorat JenderalPerbendaharaan (DJPb) Sumut, dan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, dengan tema ‘Bersinergi Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Menuju Sumut Bermartabat’, di aula BI Sumut, Rabu (02/10/2019).

“Setelah kita lihat ternyata hampir setengah atau 50% itu produksi cabai merah kita, didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan di provinsi lain, seperti Riau, Padang, Jambi dan Aceh, sehingga kebutuhan cabai merah di Sumut yang tinggi menjadi kekurangan,” jelas Wiwiek.

Rakor ini merupakan salah satu bentuk koordinasi antara Bank Indonesia bersama DJPb, BPS, OJK, untuk menghasilkan suatu rekomendasi terhadap pembangunan perekonomian di Sumut ke depan.

“Kita berharap rapat koordinasi ini bisa menelorkan suatu rekomendasi terhadap pembangunan perekonomian di Sumut ke depan seperti apa, terutama kita akan sampaikan hambatan-hambatan apa dan upaya-upaya apa yang harus kita lakukan, untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi,” ujar Wiwiek.

Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi didampingi Kepala BI Kantor Perwakilan Sumut Wiwiek Sisto Widayat dan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Sumut Tiarta Sebayang mengatakan, “Inflasi Sumut saat ini sudah sangat tinggi, di atas rata-rata nasional. Kalau kita manusia, sudah stroke kita ini. Tensi inflasi kalau ketinggian bisa stroke, kalau kebawahan juga bisa stroke,” kata Gubsu.

Dia mengatakan, Sumut saat ini kalah dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), karena inflasi di NTT masih lebih bagus dibandingkan dengan di Sumut. Padahal, lanjutnya, di Sumut itu semuanya ada, potensinya besar, demografi begitu tinggi, rakyatnya pintar-pintar, kekayaan alamnya begitu banyak dan kaya. Sehingga tidak ada alasan masyarakat Sumut tidak sejahtera.

“Ayo saudara-saudaraku, bapak bupati dan wali kota. Marilah kita bergandengan tangan, bersinergi dan berkolaborasi sama-sama membangun perekonomian Sumut yang lebih baik,” tegasnya.

Edy Rahmayadi berharap, Rakor Pemda Se-Sumut itu dapat memberikan hasil yang bermanfaat dan berharap hasil rakor dapat dijadikan satu landasan untuk menjadi panduan untuk dilaksanakan dalam membangun ekonomi yang lebih baik ke depan.

“Rakor ini untuk mempercepat, mengevaluasi apa yang sudah kita cita-citakan sesuai dengan kemampuan kita. Kita perbaiki kenapa inflasi tinggi, rupanya karena cabai. Kan bohong kalau karena cabai inflasi kita jadi naik. Berarti ada yang salah di situ. Nah, kehadiran pemerintah itulah untuk memperbaiki yang salah itu,” tegasnya lagi.

Menurutnya, di Sumut ini memiliki banyak lahan, tanaman cabai begitu subur, panen cabai begitu segar, tapi tidak tahu cabainya kemana. “Ini karena tidak ada yang mengawal para petani kita. Inilah kita ketok para bupati dan wali kota untuk bersama-sama gubernurnya, sama-sama hadir di tengah masyarakat,” sebutnya.

Rakor ini diisi dengan sesi diskusi oleh Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sumut Tiarta Sebayang, Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumut Wiwiek S Widayat, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumut Yusup Ansori, dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumut, Syech Suhaimi.(as-14)

Related News

Wakil Walikota Apresiasi 33 Mahasiswa Nomensen Ikut Program ke Taiwan  

Redaksi

Antisipasi Kecurangan Pemilu, Legislator Minta KPU dan Bawaslu Profesional

Redaksi

Kunker ke Gunungsitoli, Wagubsu: Semoga Bermanfaat bagi Masyarakat

Redaksi